Soal Instabilitas Stok dan Harga Pupuk, Pemuda Nahdliyin Duga Itu Imbas Amburadulnya RDKK

Banner Iklan

KM.ID | PAMEKASAN — Forum Koordinasi Pimpinan Kecamatan (Forkopimcam) Pakong menggelar silaturahmi rutin di kantornya, Jumat (28/10/2022).

 

Banner Iklan

Pertemuan tersebut membahas tiga hal. Salah satunya tentang kelangkaan dan harga pupuk. Selain MUI, IKASA dan stakholders lintas sektor yang hadir, juga ada Aliansi Pemuda Nahdliyin Pamekasan (APNP) yang turut serta.

 

Ketua APNP, Arif Rahman Hudaifi, menyampaikan masukannya tentang validitas penyusunan Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) di tengah forum tersebut.

 

Dia menduga, kelangkaan yang berimbas pada instabilitas stok dan harga pupuk dipicu oleh amburadulnya RDKK.

 

Bahkan dia menduga, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Pamekasan menggunakan RDKK lama di sejumlah desa pada musim tanam tahun ini.

Baca Juga:  Tujuan Tembakau Belum Diketahui meskipun Sopir Truk Sudah Diperiksa Polres Pamekasan

 

“Kami mohon bantuannya kepada para kepala desa agar betul-betul mengawal penyusunan RDKK, sehingga nanti data yang diajukan bukan data lama, tapi benar-benar data baru yang sesuai dengan keadaan di lapangan,” ungkapnya.

 

Pemuda lulusan Universitas Negeri Malang (UM) tersebut menambahkan, di beberapa desa masih ditemukan data yang mengacu kepada RDKK lama.

 

“Dan data yang dijadikan acuan tersebut belum tentu benar, karena dimungkinkan data tersebut juga mengacu pada data tahun-tahun sebelumnya, sementara setiap musim tanam, kebutuhan pupuk fluktuatif,” papar mantan aktivisi PMII itu.

 

Di dalam pertemuan yang digelar di Pendapa Kecamatan Pakong itu dia juga menyayangkan koordinator penyuluh pertanian yang diundang tidak hadir.

Baca Juga:  Pemkab Pamekasan telah Salurkan Beasiswa untuk 4. 656 Santri dan Mahasiswa

 

“Walaupun koordinator penyuluh pertanian tidak hadir, ini tetap perlu kami sampaikan agar kita sama-sama memahami bahwa persoalan ini adalah persoalan bersama, dan membutuhkan kerja sama dari berbagai pihak agar petani kita tidak kesulitan pupuk,” terangnya.

 

Dia berharap, Pemerintah Kabupaten Pamekasan tidak menyepelekan ini. Sebab, petani adalah garda depan ketahanan pangan.

 

“Petani jangan dibuat sengsara dan bingung, kita disuruh tanam, menjaga ketahanan pangan kita sendiri, tetapi mau nanam kita dibikin sulit mendapatkan pupuk,” pungkasnya.

 

Reporter: M. Arif

Redaktur: Ongky Arista UA

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *