Sudah Turun Hujan, Gudang Tembakau Hanya Beli Mutu yang Diinginkan

Uncategorized281 views
Banner Iklan

KABARMADURA.ID | Musim panen tembakau kali ini menyisakan pilu bagi para petani, sebagaimana dialami oleh warga Desa Tampojung Tengah, Kecamatan Waru, Pamekasan, Hidayatullah. Hasil panennya selama dijemur selama dua hari tidak kering karena cuacanya hujan terus. Di sisi lain, dia tetap berharap tembakaunya dibeli dengan harga yang pantas dan tidak mendapati kerugian.

 

Banner Iklan

Menurut Hidayat, pada musim tembakau tahun ini dia menanam sekitar 7 ribu pohon. Ditanam di tiga petak lahan miliknya. Proses panennya diperkirakan empat kali tahap. Tetapi pada panen tahap kedua, hasil panenya terdampak hujan.

 

Dia merasa diintai ancaman kerugian kendati sudah pernah memanen pada tahap pertama. Karena panen tahap awal itu belum menutup biaya produksi sejak awal tanam tembakau.

 

 

 

“Yang pasti mengalami kerugian kalau dibeli dengan harga murah. Kalau dibeli dengan harga tinggi, akan sedikit mengurangi beban kami. Kalau masih untung ya alhamdulillah, kalau rugi ya sudah nasib seorang petani yang seperti ini, kami harapkan tetap dibeli walau dengan kondisi begini, harganya dinaikan, jangan diturunkan,” papar Hidayat, Selasa (4/10/2022).

 

Mengenai pembelian tembakau, pihak Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Pamekasan mengabarkan bahwa masih ada pabrikan yang buka gudang alias masih membeli tembakau petani. Sehingga masih ada kesempatan bagi Hidayat untuk menjual tembakaunya.

 

Kepala Pengawasan Konsumen dan Kemeteorologian Disperindag Pamekasan Imam Hidajad mengatakan, dari tujuh pabrikan yang menyerap tembakau di Pamekasan, terkecuali pabrikan lokal, masih lima pabrikan yang buka gudang. Sementara tiga pabrikan lainnya sudah tutup gudang, yakni; PT Wismilak, PT Sukun, dan PT Grendel.

 

Lima pabrikan yang masih buka gudang itu antara lain PT. Gudang Garam, PT. Sadhana Arifnusa, PT Alliance One Indonesia, PT. Djarum, dan PT. Nojorono.

 

Namun salah satu pabrikan yang masih buka gudang membuat pernyataan yang kian menjadikan Hidayat risau. Pasalnya, pembelian akan dilakukan jika kualitasnya sesuai dengan yang diinginkan pabrikan.

Baca Juga:  Ways to Keep a Latin Girl Happy

 

Seperti pernyataan dari PT Phraya Multi Sentosa, salah satu trader dari PT. Gudang Garam. Melalui humasnya, Agus, menyampaikan bahwa proses pembelian terus akan dilakukan selama kualitas tembakau sesuai dengan nilai yang dikeluarkan oleh pabrikan PT. Gudang Garam. Jika tidak sesuai, secara otomatis tidak akan dibeli.

 

“Tembakau gunung tidak usah dibahas, sekarang tembakau yang sudah masuk grade, mana tembakau gunungnya, wong hancur kena hujan, sekarang tembaku tegal yang masuk,” kata Agus.

 

“Batas pembeliannya tergantung pabrikan, contoh itu kan masuk pabrik, kalau tembakaunya sudah jelek, ya sudah tutup. Ya sudah masyarakat tahu sendiri kena hujan kok, ngapain lagi dibicarakan, yang penting kalau layak pakai, beli, kalau yang enggak layak pakai, ya sudah tutup, selesai,” imbuh Agus.

 

Grade yang dikeluarkan oleh Gudang Garam terdapat enamharga, kategori 4+ senilai Rp50 ribu per kilogram, grade 4O Rp46 ribu per kilogram, grade 4- Rp43 ribu per kilogram, grade 3+ Rp39 ribu per kilogram, grade 3O Rp36 ribu per kilogram, dan grade 3- Rp33 ribu per kilogram.

 

“Untuk indikasi dari setiap grade tidak bisa urai secara spesifik, karena ada ahlinya yang ditunjuk pabrikan untuk mengukur kualitas tembakau hasil panen para petani,” jelasnya.

 

Sejauh ini, per 2 Oktober 2022, PT. Phraya Multi Sentosa telah membeli tembakau sebanyak 10,538 bal atau 735.763 kilo gram.

 

Salah satu petani asal Camplong, Sampang, Abdul Hamid, juga mengalami kerisauan seperti Hidayat. Akibat hujan yang mengguyur di wilayahnya, harga tembakau merosot. Dia memprediksi mengalami kerugian hampir 50 persen.

 

Jika saat harga tembakau normal, hasil penjualannya bisa meraup omzet hingga Rp17 juta per petak sawah. Setiap petak bisa ditanam 7 ribu bibit. Biasanya menghasilkan empat gulungan bal tembakau rajangan. Empat bal itu setara dengan 344 kilogram. Setiap bal rata-rata seberat 86 kilogram.

Baca Juga:  Penyaluran BLT BBM di Bangkalan Tidak Merata

 

Sedangkan saat itu harga tembakau Rp50 ribu per kilogram. Jadi 344 dikalikan Rp50 ribu, didapatkan Rp17.200.000.

 

Sedangkan saat ini, harga paling bawah sebesar Rp25 ribu per kilogram. Sebab mayoritas tembakau laku di bawah Rp30 ribu per kilogram. Sehingga 344 kilogram yang dia jual hanya mendapatkan Rp8.600.000.

 

“Maka dari itu kerugian petani hampir 50 persenan,” Bebernya.

 

Terlepas dari itu, kata Hamid, pabrik tembakau di daerahnya masih menerima penjualan tembakau dari petani. Hal itu dia ketahui saat menjual tembakau di salah satu pabrik di area Kecamatan Camplong pada 3 Oktober 2022 lalu.

 

Sedangkan Rasul, salah seorang petani tembakau asal Kecamatan Pragaan, Sumenep, mengaku kualitas tembakaunya benar-benar rusak, sehingga dirinya sangat pesimis harganya masih tinggi.

 

“Kalau yang jemur pertama bagus, namun yang kedua benar-benar rusak, tidak yakin bakal laku mahal, kami rugi untuk musim ini,” paparnya.

Pabrikan

 

Pembelian

 

Rencana Pembelian

 

(%)

 

BALL

 

NETTO / Kg

 

/ Kg

 

PT GUDANG GARAM

 

44,606

 

2,113,838

 

3,500,000

 

60.40

 

PT. SADHANA ARIFNUSA

 

10,727

 

417,004

 

1,200,000

 

34.75

 

PT ALLIANCE ONE INDONESIA

 

10,292

 

416,660

 

600,000

 

69.44

 

PT DJARUM

 

35,981

 

1,344,214

 

5,000,000

 

26.88

 

PT NOJORONO

 

2,475

 

107,049

 

 

 

 

 

PT SUKUN

 

12,448

 

524,758

 

400,000

 

131.19

 

PT WISMILAK

 

8,348

 

374,574

 

350,000

 

107.02

 

PR. GRENDEL

 

3,535

 

139,774

 

150,000

 

93.18

 

PEMBELIAN PRIBADI

 

47,744

 

2,006,310

 

 

 

JUMLAH

 

176,156

 

7,444,181

 

11,200,000

 

66.47

 

Pembelian tembakau di Pamekasan per 2 Oktober 2022

 

Reporter: Moh Razin, Khoirul Umam Syarif, Fauzi

 

Redaktur: Wawan A. Husna

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *