KABARMADURA.ID | Memiliki sudut pandang berbeda terhadap suatu hal membuat seseorang memiliki keunggulan tersendiri. Itulah yang dialami gadis asal Galis, Pamekasan, bernama lengkap Novia Shafa Dwijayanti, yang kini mendedikasikan diri sebagai relawan pendidikan. Keanggotaannya sebagai relawan bukan tanpa maksud. Baginya, menjadi seorang pendidik tidak harus berseragam, duduk di dalam kelas, dan digaji. Namun, menjadi pendidik bisa dilakukan di ruang bebas tanpa mengenal waktu yang terbatas.
SAFIRA NUR LAILY, PAMEKASAN
Perubahan hidup Via dimulai sejak dirinya dinobatkan sebagai Duta Favorit Kampus IAIN Madura pada 2021 lalu. Sejak itu, dia mulai dikenal dengan pemikiran-pemikiran kritisnya, terlebih tentang pendidikan. Baginya, sistem pendidikan yang baik adalah memanusiakan manusia dari segala aspek. Mulai dari pendidikan moral hingga kemajuan intelektual. Menurut perempuan kelahiran 2000 itu, pendidikan yang baik berhak didapatkan oleh siapa pun dan dimana pun.
“Aktifnya saya sebagai relawan pendidikan di salah satu komunitas di Pamekasan ini adalah untuk menciptakan pemerataan pendidikan di semua wilayah. Jadi statemen tentang pendidikan yang hanya bisa diakses di perkotaan dan pendidik yang harus berseragam itu, coba kita hilangkan,” terangnya saat ditemui Kabar Madura, Kamis (21/9/2023).
Via menceritakan, selama proses kegiatan kerelawanannya, banyak hal yang dia temui. Seperti, melakukan pendekatan secara langsung kepada objek untuk dididik. Dia bersama relawan lainnya bergerilya dari satu wilayah ke wilayah lain untuk mengedukasi masyarakat, mulai tentang literasi hingga pengetahuan umum lainnya. Dengan itulah, dia menemukan wawasan dan pengalaman baru.
Padahal sebelumnya, anak kedua dari tiga bersaudara ini mengaku, dirinya tidak memiliki kemampuan public speaking yang baik. Namun, dirinya terus berlatih secara mandiri untuk mengasah kemampuan bisa berbicara di depan umum. Alhasil, dia mulai terbiasa berbicara di depan umum dengan baik, terbukti dengan banyaknya permintaan untuk menjadi pembawa acara dan memberanikan diri menjadi konten kreator.
“Selain berlatih secara mandiri, saya juga dapat pelatihan ketika menjadi finalis duta kampus. Setelah itu, job jadi MC mulai berdatangan dan permintaan endorse lumayan,” ungkap perempuan berzodiak scorpio itu.
Redaktur: Sule Sulaiman