KABARMADURA.ID | SUMENEP-Seiring sudah masuknya musim hujan, dari awal November 2022 hingga saat ini, produksi garam di Sumenep sudah terhenti. Sehingga, capaian produksi garam rakyat tahun 2022 sudah tercatat. Namun jumlahnya hanya mencapai 45.752,72 ton dari target 100.000 ton.
Kepala Dinas Perikanan (Diskan) Sumenep Agustiono Sulasno melalui Plt Kepala bidang (Kabid) Perikanan Budidaya Edie Ferrydianto mengutarakan, capaian produksi yang masih jauh dari target itu salah satunya karena cuaca seringnya hujan di musim kemarau, di bulan Oktober juga sudah masuk musim penghujan.
“Sulit capai target produksi garam, karena hujan terus menerus. Sedangkan, waktu produksi hingga 15 hari diharapkan tidak hujan. Jika ada hujan, gagal produksi garam seperti saat ini,” katanya, Minggu (20/11/2022).
Bahkan, proses produksi sering gagal lantaran hujan menggagalkan proses kristalisasi garam.,
“Menurut saya sangat sulit produksi lagi, jika diketahui hingga saat ini, paling lama tidak hujan 5 hari atau 7 hari. Sedangkan waktu penuaan hingga menjadi garam butuh 14-15 hari,” imbuh Eddie.
Berdasarkan data Diskan Sumenep, di tahun 2022 ini, ada sebanyak 1.652 petambak dan 164 kelompok petambak garam di Sumenep yang berproduksi.
Pada tahun 2018 yang ditargetkan 225 ribu ton, capaiannya 235 ribu ton, tahun 2019 lalu ditarget 236.000 ton mampu dicapai 332.009,60 ton.
Musim-musim di mana sulit mencapai target adalah mulai tahun 2020. Di tahun tersebut, petambak garam di Sumenep hanya mampu berproduksi 50.009,64, ton dari target produksi 236.000 ton. Kemudian di tahun 2021 lalu, dari target produksi sebanyak 192.947 ton, hanya dicapai 94.334 ton.
Capaian produksi garam saat ini paling minim jika dibandingkan 5 tahun sebelumnya. Dari target produksi garam pada tahun 2022 yang hanya hanya 100.000 ton, hanya dipenuhi 45.752,72 ton.
Jumlah produksi itu didapat dari luas lahan di 11 kecamatan di Sumenep, yakni 1.967,42 hektare. Rinciannya, Kecamatan Gapura seluas 302,70, Kalianget 505,05 hektare, Saronggi 495,10 hektare, Pragaan 257,96 hektare, Gili Genting 176,74 hektare, Talango 8,00 hektare, Dungkek 0,75 hektare, Raas 126,30 hektare, Arjasa 24,50 hektare, Kangayan 19,56 hektare, dan Kecamatan Sapeken seluas 50,76 hektare.
Sementara itu, menjrut anggota Komisi II DPRD Sumenep Juhari, rendahnya produksi garam tentunya menjadi evaluasi bagi dinas terkait, agar ke depannya tidak terulang kembali. Paling tidak, saat ini 2022, karena produksi sedikit tentunya harga garam perlu ditingkatkan. Misalnya paling rendah Rp1.500 per kilogram.
“Sebenarnya banyak cara program yang perlu dilakukan pada para petambak garam. Misalnya, memberikan bantuan anti hujan misalnya terpal dan alat canggih lainnya,” ucap politisi PPP itu.
PRODUKSI GARAM SUMENEP LIMA TAHUN TERAKHIR
2018
Target: 225 ribu ton
Capaian: 235 ribu ton
2019
Target: 236.000 ton
Capaian: 332.009,60 ton
2020
Target: 236.000 ton
Capaian: 50.009,64 ton
2021
Target: 192.947 ton
Capaian: 94.334 ton
2022
Target: 100.000 ton
Capaian: 45.752,72 ton
PRODUKSI GARAM SUMENEP TAHUN 2022 (per Oktober 2022)
Target:100.000 ton
Capaian: 45.752,72 ton
RINCIAN HASIL PRODUKSI GARAM
Gapura: 10.718,82 ton (KP1)
Kalianget: 18.184, 23 ton(KP1)
Saronggi: 8.772,77 ton(KP1)
Pragaan: 5.198, 24 ton (KP1)
Gili Genting: 838,00 ton (KP2)
Talango: 131,00 ton (KP1)
Dungkek: 0 (KP1/KP2)
Raas: 811,12 ton (KP2)
Arjasa: 320,50 ton (KP2)
Kangayan: 142,76 ton (KP2)
Sapeken: 635, 28 ton (KP2)
KP1: 43.005, 06 ton
KP2: 2.747,66 ton
Jumlah keseluruhan: 45.752, 72 ton
Luas lahan: 1.967,42 hektare dari 11 kecamatan
Sumber: Diskan Sumenep
Reporter: Imam Mahdi
Redaktur: Wawan A. Husna