KABAR MADURA | Kondisi Kebersihan Sumenep cukup mempeihatinkan. Bahkan untuk mewujudkan kabupaten ramah lingkungan, dinas terkait miskin inovasi.
Diakui Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Sumenep Arif Susanto, bahwa hingga saat ini pihaknya tidak merancang kegiatan untuk mengatasi persoalan-persoalan yang berkaitan dengan kebersihan lingkungan.
Bahkan, tidak hanya miskin ide. Pihak DLH, sebagaimana diakui Kepala Dinasnya, jika sampai saat ini masih stagnan untuk menciptakan Sumenep bersih.
“Ya sejauh ini kami belum merencanakan apa-apa, kami masih stagnan,” kata mantan Camat Rubaru itu.
Dijelaskan, terlebih di daerah kepulauan, hingga saat ini tidak mempunyai rencana anggaran yang diarahkan untuk daerah pelosok. Kesulitan itu, kata Arif, lantaran anggaran di DLH Sumenep sangat terbatas, apalagi untuk membangun Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di daerah kepulauan tidak bisa.
Kesulitan berinovasi, diakui langsung oleh Arif. Hal itu disebabkan sampai saat ini pihaknya masih belum mendapatkan kucuran dana. Namun untuk persoalan anggaran, DLH berencana mengajukan di perubahan anggaran keuangan (PAK).
“Belum, kami belum merancang apapun, kami tidak berani banyak komentar jika demikian, sulit bekerja tanpa anggaran,” imbuhnya.
Arif menambahkan, anggaran biaya operasional saja untuk kendaraan pengangkut sampah di daratan, di tahun 2023 mencapai Rp973.504.075.
“Sementara untuk biaya penyediaan sarana prasarana pengelolaan sampah di TPA dan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) tahun lalu juga sempat dianggarkan Rp829.076.171,” pungkasnya.
Pewarta: Moh Razin
Redaktur: Fathor Rahman