KM.ID | PAMEKASAN – Sebagian besar wilayah Pamekasan mulai diguyur hujan dengan intensitas sedang dan lebat sejak dua minggu terakhir.
Sementara di sisi lain, musim tembakau belum selesai. Akibatnya, petani mengalami hambatan dalam proses pengeringan tembakau.
Karena proses pengeringan terhambat, banyak tembakau yang ditolak oleh pabrikan. Sebab, dinilai tidak berkualitas dan berada di bawah standar pabrik.
Nasib malang ini dialami seorang petani asal Desa Palengaan Laok, Kecamatan Palengaan, Badruji (53). Dia terpaksa pasrah ketika sejumlah tembakaunya ditolak mentah-mentah oleh pabrikan.
“Ya, mau gimana lagi, kalau sudah tidak masuk sortiran, pulang saja,” ungkapnya saat ditemui KM.ID di Jalan Raya Blumbungan, Rabu (5/10/2022).
Badruji mengakui, tembakau yang dibawanya tidak langsung kering saat dijemur. Melainkan, masih butuh beberapa hari untuk bisa kering karena cuaca mendung dan turun hujan.
“Itu mengurangi kualitas aroma dan warnanya,” sebut Ruji, sambil membuka tikar pembungkus dan menunjukkan tembakaunya.
Jika sudah dibawa pulang, kata Ruji, itu pertanda tembakaunya akan ditawar murah. “Tapi tidak apa-apa, yang penting laku lah, daripada semakin rugi,” pungkasnya.
Reporter: M. Arif
Redaktur: Ongky Arista UA