Terilhami Dari Pekerjaan Mayoritas Wali Santrinya, Dewi Khodijah Mampu Olah Rumput Laut menjadi Camilan Sehat

News150 views
Banner Iklan

KABARMADURA.ID | Rumput laut memang dikenal memiliki banyak manfaat yaitu sebagai bahan pangan, kosmetik, industri, kesehatan dan banyak lainnya. Di Pamekasan, belum banyak masyarakat yang mampu memanfaatkan adanya rumput laut. Namun, berbeda dengan Dewi Khodijah. Di tangannya, rumput laut bisa menjadi olahan makanan berupa camilan sehat. Camilan sehat berbahan dasar rumput laut olahannya itu digemari semua kalangan, baik anak-anak maupun orang dewasa.

SAFIRA NUR LAILY, PAMEKASAN

Awal mula Dewi Khodijah mengolah rumput laut menjadi camilan mi dengan aneka rasa ini diawali pada tahun 2017 silam. Ceritanya, Dewi Khodijah ini merupakan pengasuh Pesantren Mambaul Hikmah Sumber Batu, Desa Blumbungan, Kecamatan Larangan. Sebagai pengasuh pesantren, dia tidak hanya peduli terhadap para santrinya, namun peduli juga terhadap wali santri.

Karena rata-rata santrinya berasal dari pesisir, yang notabene orang tuanya petani rumput laut, maka perempuan yang kerap disapa Nyai Dewi ini memiliki pemikiran yang cemerlang untuk tidak hanya mengajari santrinya berbagai ilmu agama di pesantrennya, namun  ia juga terbesit untuk juga mampu memberdayakan para wali santrinya itu.

Yakni dengan memberikan peluang, agar pertanian rumput laut wali santrinya tidak sekadar dijual ala kadarnya. Apalagi, harga rumput laut yang murah. Dari situlah, keinginannya mengolah rumput laut menjadi lebih bernilai ekonomis, dengan mengolahnya menjadi camilan mi rumput laut. Para wali santrinya itu diberdayakan dengan melakukan pembinaan bagaimana mengolah rumput laut menjadi camilan dengan beragam aneka rasa.

Baca Juga:  Cara Rihana Handicraft Tarik Minat Konsumen; Kembangkan Teknik Pewarnaan Daun, Utamakan Kualitas Produk

Menurut Dewi, rumput laut merupakan bahan baku yang memiliki nilai tawar dan potensi bisnis yang  bagus. Apalagi, pada saat itu tidak ada produk usaha kecil menengan (UKM) yang berbahan dasar rumput laut. Karenanya, pada 2017, dirinya memulai usaha olahan rumput laut menjadi camilan berupa mi.

“Rumput laut ini, sebenarnya memiliki nilai tawar yang cukup tinggi. Selain bisa dimakan, rumput laut itu juga bisa dijadikan bahan kosmetik,” ungkapnya.

Meski rumput laut diolah menjadi camilan mi dengan beragam aneka rasa, Dewi tetap mengedepankan kesehatan terhadap produknya itu. Sebab, kata dia, suatu produk makanan harus tetap mengedepankan asupan gizi di dalamnya. Untuk itu, dalam mengolah rumput laut itu, dia memilih bahan-bahan penunjangnya yang berkualitas, seperti pemilihan tepung, penggunaan minyak dengan sekali pakai, dan bahan-bahan campuran lainnya.

Dewi meyakini, dengan menjadikan produknya sebagai produk sehat, usahanya tersebut bisa tetap terus bertahan. Sebab, kata Dewi, menjaga eksistensi produk adalah poin utama dalam berbisnis.

Baca Juga:  Pelatihan Kerja dari Pemkab Pamekasan Belum Berdampak Signifikan

Dewi mengungkapkan, ide awal bisnis olahan rumput laut itu akan dijadikan mi instan. Namun karena kurangnya SDM dan alat produksi, pihaknya hanya mampu mengolah rumput laut itu menjadi camilan mi yang dibandrol dengan harga Rp10.500 hingga Rp11.000.

“Omzetnya sedikit, sekitar 2 juta per bulan. Tapi itu tidak jadi soal, karena kami mempertahankan eksistensi produk. Yaitu, menciptakan camilan yang sehat. Jadi bahan-bahanya berkualitas,” katanya kepada Kabar Madura.

Dewi meyakini, lambat laun produknya tersebut akan memiliki pangsa pasar tersendiri. Apalagi, camilan mi dengan beragam aneka rasa itu sudah absah menjadi produk UMKM. Berbahan rumput laut, beraneka ragam rasa, kemasannya sudah bagus, serta semua perizinannya sudah tuntas.

“Saya yakin, ke depan, produk ini akan laku keras. Semuanya sudah siap dan tinggal bagaimana memasarkannya. Bahkan, semua perizinan juga sudah terpenuhi, baik lebel halal, hingga izin produk dan lainnya,” ungkapnya.

Dewi menyebutkan, mengenai pemasaran produknya yang masih di kelas pasar lokal, itu disebabkan terbatasnya sumber daya manusia (SDM). Juga belum bisa memasarkan secara online. Sehingga proses pemasaran hanya dilakukan dengan cara dor to dor. Kendati demikian, pihaknya terus melakukan pembenahan agar pemasaran produknya dapat lebih luas lagi.

Redaktur: Moh. Hasanuddin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *