KABARMADURA.ID | Bagi generasi Z atau biasa disebut gen Z, terlahir di desa tidak menjadi persoalan. Kreativitasnya akan tetap menyala sejalan dengan kemampuannya yang melek teknologi. Generasi yang dinamis dan kreatif ini pun selalu berpikir out of the box. Salah satu contohnya, gen Z asal Desa Rekkerrek, Kecamatan Palengaan, Fauzan. Dia menjadi konten kreator Youtube yang kini sudah mampu mendatangkan pundi-pundi uang dari kontennya.
SAFIRA NUR LAILY, PAMEKASAN
Bagi Fauzan, menjadi konten kreator merupakan pekerjaan yang menyenangkan dan memberikan peluang besar dalam meningkatkan taraf ekonominya. Ia mulai membuat konten dan diunggah ke akun Youtubenya bermodal yakin bahwa videonya akan menghasilkan. Diakuinya, video pertama yang diunggahnya itu sepi penonton, bahkan tidak ada satu pun yang menonton dalam beberapa hari usai diunggah.
Kegagalannya dari video pertama yang ia unggah, tidak membuat Fauzan patah semangat. Justru, ia semakin semangat membuat konten yang menurutnya akan banyak penontonnya. Keputusannya menjadi konten kreator pada tahun 2020 lalu. Saat itu, ia mulai menekuni hobi barunya itu usai merasa jenuh dengan penghasilannya sebagai bolgger.
“Sebelumnya, saya jadi blogger. Tapi karena penghasilannya sedikit, jadi saya berpikir pekerjaan apa yang bisa menghasilkan lebih banyak uang. Kebetulan saya punya hobi ngedit-ngedit video, jadi saya memutuskan untuk aktif ngonten di youtube saja,” terangnya kepada Kabar Madura, Kamis (9/3/2023).
Pria kelahiran tahun 2000 itu mengaku, tidak mudah menjadi konten kreator di lingkungannya. Hujatan dari teman dan tetangga kerap terima. Ia pun dicap tidak akan berhasil menjadi konten kreator yang menghasilkan banyak uang. Namun, ia tidak kedap luka. Justru, hujatan itu ia jadikan motivasi dan semangat dalam membuat konten.
Kesuksesannya sebagai konten kreator terbukti ketika dirinya mendapatkan silver play button di awal 2022 lalu. Bahkan, melalui konten yang diuploadnya itu, ia bisa menghasilkan puluhan juta per bulan. , yakni membuat konten-konten video. Mahasiswa Universitas Islam Madura (UIM) itu mengungkapkan, dirinya pernah mendapatkan Rp50 juta dalam sebulan.
Sejak saat itu, mahasiswa jurusan Teknik Informatika itu bisa merenovasi rumahnya, kuliah secara mandiri, berinvestasi, membeli motor, dan melengkapi kebutuhan ngontennya. “Dari situ, yang awalnya menghina dan meremehkan saya, tidak lagi menghina. Bahkan, mereka minta diajari bagaimana cara mengedit dan buat konten,” katanya.
Fauzan mengaku, titik terberatnya sebagai seorang konten kreator ketika kontennya kalah viewers dengan akun lain yang sejenis. Selain itu, dirinya merasa resah ketika konten video yang dibuatnya dibajak oleh akun-akun lain.
Ia juga mengaku, semakin banyak subscriber, semakin banyak pula tekanan permintaan yang harus dipenuhi. Namun, semua itu ia jalani dengan senang tanpa beban. “Kontennya justru receh. Tapi itu, yang banyak viewersnya. Misalnya, video tutorial jedag jedug yang viral seperti sekarang dan video-video biasa lainnya,” terangnya.
Redaktur: Moh. Hasanuddin