KABARMADURA.ID | PAMEKASAN-Realisasi investasi di Kabupaten Pamekasan saat ini sudah mencapai Rp75 miliar. Hanya saja, untuk menarik para investor agar berinvestasi cukup sulit dan merasa dihantui kekhawatiran. Sebab ketika ada usaha baru dari setiap investor, bisa dipastikan akan ada masyarakat yang menolak. Hal tersebut diungkapkan Kepala Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Pamekasan Taufikurrachman, Minggu (8/10/2023).
Menurutnya, daya tarik investasi di daerah masih menjadi persoalan menahun. Sebab sebagian masyarakat masih ada yang kurang menerima terhadap hadirnya usaha baru yang dikelola oleh investor. Mereka beranggapan, adanya usaha baru akan mengganggu terhadap perkembangan dan kemajuan usaha yang dirintis oleh pengusaha lokal.
“Kendala di lapangan daya tarik investasi cukup lemah, keamanan berinvestasi, kemudahan berinvestasi dari sisi hukum misalnya perlu ada daerah-daerah yang memang diperuntukan khusus investasi,” ujarnya kepada Kabar Madura.
Pihaknya menuturkan, target investasi tahun ini Rp30 miliar. Sedangkan realisasi saat ini Rp75 miliar. Di tahun 2022 kemarin, target Rp30 miliar capaiannya berada di angka Rp257 miliar. Mayoritas investasi dari bidang perdagangan makanan. Secara umum, investasi di Pamekasan tidak termasuk target dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim). Kendatipun dari sisi tata letak kabupaten berada di tengah-tengah Kabupaten Sumenep dan Sampang.
“Untuk menghapus stigma negative itu, kami melakukan promosi di luar, bahwa semua perizinan akan dipermudah, tetapi menghapus itu tidak mudah,” tuturnya.
Terpisah, Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Pamekasan Khairul Umam mengatakan, salah satu variabel majunya suatu daerah bisa dilihat dari hidupnya iklim investasi. Apabila masih ditemui adanya berbagai model penerimaan masyarakat, baik yang menolak, maupun yang menerima, kewajiban pemerintah yang perlu hadir agar bisa menyelaraskan berbagai pemahaman.
“Tujuannya, agar para investor bisa dengan mudah berinvestasi. Jadi untuk memajukan ekonomi daerah ya harus mengundang investor, masukan investasi ke daerah, uang berputar di Pamekasan, rekrutmen tenaga kerja masuk, masyarakat punya pendapatan, kemudian mereka punya daya beli, maka ekonomi akan naik,” responnya.
Pewarta: Khoyrul Umam Syarif
Redaktur: Totok Iswanto