KABARMADURA.ID | Niat tulus berbakti kepada orang tua menjadi kunci sukses dalam menjalani hidup. Itulah yang dirasakan oleh Ulydhatul Ismiyana, dara cantik kelahiran 2001. Cita-citanya sejak kecil, ingin menjadi budayawan dan seniman, sehingga ia berencana ambil jurusan yang berbau seni budaya ketika kuliah. Namun demi kedua orang tuanya, dia rela mengubur cita-citanya itu.
SAFIRA NUR LAILY, PAMEKASAN
Tidak mendapatkan restu dari orang tuanya, membuat dara yang kerap disapa Uli harus rela menguburkan cita-citanya dengan mendalami ilmu seni. Akhirnya, dia mendaftar sebagai mahasiswa jurusan Akuntansi Syariah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Madura pada tahun 2019. Ia memutuskan pilihan itu, lantaran untuk memenuhi keinginan orang tuanya.
“Niat saya untuk berbakti kepada orang tua, jadi saya ikut apa kata mereka. Dan saya yakin, itu sudah jalan untuk saya, ” ungkapnya.
Awalnya, kata Uli, tidak menikmati sebagai mahasiswa Akuntansi Syariah. Sebab, mata kuliah yang dipelajarinya cukup membosankan dan rumit. Namun lambat laun, ia mulai menikmati karena sudah terbiasa. Bahkan, dirinya berhasil mendapat beasiswa dari Bank Indonesia (BI). Dalam kurun waktu 7 semester, perempuan asal Kelurahan Jungcangcang itu berhasil lulus dengan predikat cumlaude dengan nilai 3,85.
Padahal waktu kuliah, kata Uli, dia tidak termasuk orang yang suka belajar. Namun, anak kedua dari 3 bersaudara itu aktif di berbagai macam organisasi, baik organisasi intra kampus ataupun di luar kampus.
“Setiap hari saya ngelist kegiatan yang akan dilakukan. Dan secara konsisten, harus membaca mata kuliah yang sudah diajarkan minimal satu jam, meskipun saya sendiri tidak suka belajar. Gak papa sebentar, yang penting konsisten,” katanya.
Keseriusannya di bidang akuntansi terus ia kembangkan dengan melanjutkan S2 jurusan yang linier di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta. Perempuan semester 1 pascasarjana itu mengaku, sempat minder selama menjalani pendidikan S2. Sebab, rata-rata teman sekelasnya sudah memiliki profesi dan ia termasuk paling muda.
Perempuan yang beralamat di Jalan Basar, gang V itu mengungkap, tantangannya kali ini lebih besar dari sebelumnya. Baik kompetensi belajar maupun dalam kehidupan sehari-hari.
“Cita-citanya sekarang berubah. Malah ingin jadi profesor di bidang Akuntansi. Karena saya ingat kata dosen waktu di IAIN Madura, di Madura sangat sedikit dosen Akuntansi. Jadi habis ini, mau lanjut S3. Tapi tantangannya semakin besar,” ungkap perempuan yang kini menjadi asisten akademik di UGM tersebut.
Redaktur: Moh. Hasanuddin