KABARMADURA.ID | SAMPANG–Tingginya intensitas hujan di awal tahun 2023 menyebabkan wilayah Kota Sampang dilanda banjir. Banjir itu berlangsung selama dua hari, mulai 1 sampai 2 Januari 2023. Setelah air berangsur surut, sampah-sampah berceceran dan menumpuk di berbagai lokasi.
Kepala Bidang (Kabid) Kebersihan dan Persampahan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Sampang Aulia Arif mengungkapkan, normalnya, volume sampah di wilayah kota setiap harinya 20 ton. Pascabanjir, sampah di wilayah kota langsung meningkat menjadi mencapai 30 ton dalam sehari.
“Tiga puluh ton itu keseluruhan yang masuk ke TPA (tempat pembuangan akhir, red) per hari. Biasanya dua puluh ton,” ungkapnya.
Kawasan yang paling banyak menyumbang sampah yaitu kawasan terdampak. Paling banyak yaitu di Kelurahan Dalpenang dan Kelurahan Gunung Sekar. Sampah itu menjadi meningkat sebab barang-barang milik warga ikut terhanyut, seperti kasur dan perabotan rumah tangga lainnya.
Kondisi itu berlangsung selama tiga hari pascabanjir. Seluruh petugas kebersihan dikerahkan selama tiga hari untuk mengangkut sampah ke TPA. Setelah hari keempat, air sudah sangat surut dan volume sampah telah kembali normal. Untungnya, kapasitas TPA masih memadai.
“Kami bersihkan dan angkut sampah itu tidak menunggu air surut sepenuhnya. Yang surut duluan seperti di selatannya terminal itu kami bersihkan lebih dulu,” imbuh Arif.
DLH hampir kewalahan menangani sampah pascabanjir. Terutama di hari pertama pascabanjir. Sebab, tidak semua petugasnya bisa dikerahkan lantaran petugasnya sendiri menjadi korban banjir. Beberapa rumah petugas kebersihan juga digenangi air.
Barulah saat hari kedua, lanjut Arif, sekitar 170 petugas kebersihan, mulai dari penyapu dan pengangkut bisa dikerahkan semua. Dari jumlah petugas itu sebenarnya pihaknya tidak kekurangan personel. Hanya saja, beberapa personel yang juga terdampak banjir menjadi hambatan.
“Petugas yang belum terdampak banjir kami fokuskan di hari pertama. Jadi di hari pertama itu personelnya tidak sampai 170 orang,” terangnya.
Menurut Arif, dari sisi sumber daya manusia (SDM), pihaknya tidak kekurangan personel. Dari sisi peralatan pun juga dirasa cukup. Armada pengangkut sampah yang dimiliki telah memadai. Armada itu meliputi: tiga unit amrol, lima unit truk, tiga unit pickup dan dua unit kompaktor.
Hanya saja, sambung Arif, pihaknya butuh tambahan dukungan biaya operasional. Sebab, dengan kondisi banjir yang menyebabkan volume sampah tidak wajar, maka kebutuhan operasional juga tidak wajar. Armada yang mengangkut sampah ke TPA pun harus bolak-balik.
“Biasanya truk itu sehari mengangkut sampah sekali, ini bisa tiga sampai empat kali. Maka perawatannya pun harus lebih diperhatikan,” tutup pria asal Kabupaten Sumenep itu.
DAMPAK DUA HARI BANJIR SAMPANG
- Setelah banjir surut, sampah berceceran dan menumpuk di berbagai lokasi
- Volume sampah normal 20 ton per hari, pascabanjir, meningkat jadi 30 ton per hari
- Wilayah penyumbang sampah terbanyak; Kelurahan Dalpenang dan Gunung Sekar
- Petugas kebersihan dikerahkan selama tiga hari
- Keseluruhan sampah dikirim ke TPA
- Sampah telah kembali normal di hari keempat pascabanjir
PENANGANAN DAN KENDALA
- DLH tidak kekurangan personel, sekitar 170 petugas kebersihan dikerahkan
- Beberapa personel yang juga terdampak banjir menjadi hambatan
- Peralatan dan armada pun juga dirasa cukup memadai
(Tiga unit amrol, lima unit truk, tiga unit pickup dan dua unit kompaktor)
- DLH butuh tambahan dukungan biaya operasional
- Biasanya truk mengangkut sampah sekali sehari, kini tiga sampai empat kali
Pewarta: Ali Wafa
Redaktur: Wawan A. Husna