KABARMADURA.ID | Yakinlah apa yang kamu tulis hari ini bermanfaat di kemudian hari. Apalagi, jika sudah diniatkan. Kata demi kata menjadi kalimat itu, pada akhirnya akan menjadi sumber pengetahuan. Sebagaimana yang telah Zaini torehkan. Kini karyanya dapat dinikmati banyak orang, terlebih pelajar di Madrasah Tsanawiyah atau MTs di Sumenep. Bukunya pun tersedia di berbagai platform e-commers.
IMAM MAHDI, SUMENEP
Kebiasaan menulis sejak kecil yang tidak mengenal waktu dan membaca banyak literatur, membuat Zaini bisa berkarya dalam menulis. Karya bukunya itu kini dapat dinikmati 85 sekolah Madrasah Tsanawiyah (MTs) di Kota Keris. Sebab buku yang dipersembahkan Zaini yaitu tentang buku ajar bahasa daerah muatan lokal bahasa Madura.
Judul buku karya Zaini itu berjudul Sekar Anom, diterbitkan oleh Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur. Buku itu, untuk siswa SMP/Mts kelas VII dan kelas IX. Ada juga buku dengan judul Taman Sare, berbentuk lembar kerja siswa (LKS).
“Buku tersebut tertuang dalam SK Gubernur Nomor 19 tahun 2014, yang diwajibkan agar Bahasa Madura menjadi bahan pelajaran penting di sekolah,” katanya, Kamis (26/1/2022).
Zaini mengungkapkan, menulis buku butuh proses. Tidak instan, dan langsung jadi. Bagi dia, untuk menulis butuh banyak membaca literatur. Sehingga, ide-ide itu akan muncul. Selain itu, dengan membaca literatur juga dapat mempertajam keilmuannya dalam kaidah kepenulisan.
Pria kelahiran 17 September 1983 ini sudah merasakan pahit manisnya dalam menulis. Terasa pahit, saat di awal-awal menulis. Sebab, butuh waktu untuk terbiasa menulis. Menurutnya, tanpa kebiasaan tidak mungkin dapat menghasilkan sebuah karya.
Jasa dan karya yang dilakukan Zaini selama ini, sangat luar biasa dan begitu berarti. Utamanya, bagi masyarakat Madura yang ingin belajar buku hasil karyanya itu. Sebab, buku tersebut berisi tentang tata krama, tentang berbicara bahasa Madura yang benar.
Dimana, saat ini hampir punah. Namun, berkat diterbitkannya buku tersebut masyarakat mulai mengetahui. Bahasa Madura pun dapat terus dilestarikan. “Saya buktikan, ini bukti kerja keras saya sejak kecil,” katanya pada Kabar Madura.
Pria yang juga seorang guru di Sumenep itu mengungkapkan, dirinya terus berusaha belajar dan belajar hingga saat ini. Sebab, dirinya mampu di titik ini dikarenakan ikhtiarnya untuk terus merasa bodoh. Dengan begitu dia terus belajar dan tidak malu bertanya kepada siapapun.
“Selain belajar dan belajar, saya juga banyak bertanya. Itu salah satu kunci kesuksesan yang saya alami saat ini,” ucap Zaini.
Zaini mengungkapkan, kesuksesannya dalam menerbitkan buku ajar bahasa daerah tidak lain karena kesungguhannya dalam belajar dan fokus dalam penggarapan karyanya. Selain itu, ikhtiarnya dalam melestarikan bahasa Madura.
Ia menceritakan, dulu, saat Zaini kuliah, tidak hanya belajar, namun dia juga terus berkonsultasi mengenai bahasa Madura dengan salah satu dosennya. Atas kesungguhannya belajar dan mendalami bahasa Madura, akhirnya dia dipercaya dosennya untuk mengajar di SMP Katolik Sumenep pada tahun 2005 lalu. Kemudian, pada tahun 2007 dirinya mahir mengajar Bahasa Madura. Hingga kini, Zaini terus mengajar yakni di MTSN 1 di Tarate Sumenep.
Lebih lanjut Zaini mengatakan, motivasinya untuk menjadi pengarang buku bahasa Madura, salah satunya saat dia dipercaya untuk mewakili tim Nabara untuk mencetak buku dan melakukan pencatatan-pencatatan.
Reporter: Imam Mahdi
Redaktur: Moh Hasanuddin