Jumlah Anak Putus Sekolah di Sumenep Berpotensi Bertambah

News73 views

KABAR MADURA | Anak putus sekolah di Sumenep berpotensi bertambah. Berdasarkan data Dinas Pendidikan (Disdik) Sumenep, saat ini terdapat 405 anak putus sekolah dengan umur maksimal 18 tahun.

“Data itu tidak menutup kemungkinan ke depannya bertambah,” kata Kepala Seksi (Kasi) Peserta Didik dan Pembangunan Karakter PAUD dan PNF Disdik Sumenep Akhmad Supiyanto, Selasa (25/6/2024).

Pendataan anak putus sekolah, menurut Supiyanto, menyasar pusat kegiatan belajar mengajar (PKBM).  Di Sumenep terdapat 48 PKBM. Namun, sampai saat ini baru 13 PKBM yang telah dilakukan pendataan serta verifikasi dan validasi (verval).

“Rata-rata di daerah Kecamatan Ambunten banyak anak putus sekolah,” tambahnya.

Supiyanto mengungkapkan, pendataan lanjutan terkait anak putus sekolah akan dilakukan segera mungkin. Sehingga bisa diketahui secara pasti persentase anak putus sekolah di Sumenep.

Baca Juga:  Pengamen di Traffic Light Pamekasan Masih Menjamur

“Saat ini yang masuk rawan anak putus sekolah juga di Kecamatan Batang-batang dan Saronggi,” ucap dia.

Pendataan selanjutnya, kata Supiyanto, akan dilakukan di Kecamatan Bluto. Harapannya, data anak putus sekolah ke depan akan dimasukkan pada big data, sehingga tidak hilang.

Banner Iklan

“Insyaallah Juli akan segera dilakukan pendataan,” paparnya.

Sementara itu, Anggota Komisi IV DPRD Sumenep Nurus Salam menegaskan, anak putus sekolah jangan hanya didata. Akan tetapi, perlu adanya solusi terhadap anak putus sekolah itu.

“Jika hanya dilakukan pendataan tanpa adanya pendidikan khusus, itu percuma,” bebernya.

Baca Juga:  Untuk Calon Bupati, PKB Sumenep Bidik Kader Kalangan Santri

Menurut dia, bertambahnya anak putus sekolah ini harus menjadi atensi ke depan. Sehingga pada 2025 mendatang, jumlah anak putus sekolah di Sumenep bisa menurun.

Dia menambahkan, berdasarkan laporan masyarakat, rata-rata anak putus sekolah itu banyak yang menikah di bawah umur serta memilih bekerja ke luar daerah. Mereka mayoritas terhimpit ekonomi, ada pula yang ikut suaminya menjaga toko ke Jakarta serta lainnya.

“Kami akan terus kawal pendataan anak putus sekolah, sehingga data yang didapat benar-benar valid, bukan hanya sekedar menjalankan program saja,” tegasnya.

Pewarta: Imam Mahdi

Redaktur: Sule Sulaiman

 

 

 

 

 

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *