Arjasa dan Pragaan Miliki Kasus TBC Tertinggi di Sumenep

News57 views
Banner Iklan

KABAR MADURA | Tuberkulosis atau TBC masih menjadi perhatian Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep karena jumlah penderitanya cukup tinggi. Pencegahan dan pengobatan terus dilakukan, terlebih, di dua kecamatan di Sumenep, yang merupakan jumlah kasus TBC terbanyak.

Kepala Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinkes P2KB) drg. Ellya Fardasah melalui Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Achmad Syamsuri, Selasa (24/9/2024).

Berdasarkan data Dinkes P2KB Sumenep, pada tahun 2024 terdata sebanyak 1.520 penderita TBC di Sumenep. Jumlah itu mencakup semua kecamatan, tetapi yang paling banyak adalah di Kecamatan Pragaan, yang jumlahnya hingga 96 orang penderita. Terbanyak kedua adalah di Kecamatan Arjasa, jumlahnya sebanyak 85 orang.

Baca Juga:  Capaian Retribusi Daerah di Sampang Gagal Penuhi Target

“Untuk di Kecamatan Kota juga banyak, tetapi menempati urutan ketiga setelah Kecamatan Arjasa,” bebernya.

Meski begitu, sebanyak 1.520 penderita yang diobati, sudah dinyatakan sembuh. Pada tahun 2023, Sumenep menempati ranking 3 terbanyak penderita TBC di Jawa Timur. Namun, pada tahun ini sudah menempati ranking ke- 15 se-Jawa Timur.

“Ini juga berkat kerja keras kami serta dukungan masyarakat, semoga TBC di Sumenep semakin menurun,” ucap dia.

Dikatakan, pencegahan penularan TBC dilakukan dengan upaya penemuan suspek sebanyak-banyaknya, yakni, dengan memaksimalkan fasilitas kesehatan yang ada di bawah naungan lembaganya. Mulai dari puskesmas yang ada di wilayah daratan maupun kepulauan.

Baca Juga:  Sebagian Besar Wilayah Kepulauan Sumenep Belum Diterangi Listrik

“Kami juga melibatkan rujukan faskes yang ada di Kabupaten Sumenep. Sehingga, penanganan penyakit menular itu maksimal,” paparnya.

Berdasarkan temuannya, TBC menyerang semua kalangan. Mulai dari orang dewasa, remaja, dan anak-anak, maka perlu waspada.

Sementara itu, anggota DPRD Sumenep Sami’oeddin menegaskan, upaya Pemkab Sumenep dalam mencegah TBC atau penyakit yang cenderung menular itu lebih dioptimalkan, jika perlu, dalam setiap hari perlu ada imbauan atau datang ke rumah-rumah akan bahaya TBC.

“Perlu banyak sosialisasi dan koordinasi, utamanya pada pihak kepala desa serta faskes,” ucap politisi PKB ini. (imd/waw)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *