Demi Pengabdian di Kejaksaan, Benny Nugroho Sadhi Budhiono Harus Korbankan Keinginan Jadi Arsitek

Berita, News28 views

KABAR MADURA | Mengorbankan keinginan sendiri demi mengikuti arahan orang tua merupakan pengalaman yang tidak akan pernah dilupakan oleh Benny Nugroho Sadhi Budhiono. Pria yang kini menjabat kasi Pidum Kejari Pamekasan itu diarahkan orang tuanya untuk menjadi abdi negara dibanding keinginannya menjadi arsitek.

KHOYRUL UMAM SYARIF, PAMEKASAN. 

Sosok yang lahir di Sumenep 30 Mei 1978 itu menyampaikan, kunci suksesnya saat ini tidak lepas dari dorongan orang tuanya yang juga pernah mengabdi sebagai Korps Adhyaksa. Bahkan, ketika mendaftar sebagai ASN kejaksaan, dia menggunakan ijazah SMA-nya, meski saat itu sedang kuliah di Universitas Brawijaya. 

Tetapi dia sangat bersyukur atas pencapaian hari ini, kendati harus mengubur dalam-dalam keinginannya menjadi seorang arsitek yang memang digandrungi sejak bersekolah di SMU Negeri 1 Sumenep. Kini sudah 24 tahun mengabdi sebagai jaksa. 

Baca Juga:  Selesai Tender, PUTR Abaikan Pekerjaan Proyek Tanpa Tanda Tangan Kontrak

“Kebetulan orang tua saya seorang jaksa, karena saya manut kepada orang tua, akhirnya saya mengikuti kemauan orang tua. Bilang begini, sudah nak, menggambar itu kan hobimu, kalau hukum itu bisa sektor mana saja, bisa ke perbankan, bisa ke kepolisian, dan di pemerintah, sebab induknya ilmu itu hukum,” urainya. 

Sejak mengabdi sebagai Korps Adhyaksa, sudah pernah bertugas di 9 kantor kejaksaan negeri (kejari). Bertugas di luar Pulau Jawa dinilai sebagai pengalaman yang menantang. Seperti harus menyelesaikan perkara yang kadang juga diatur di hukum adat mereka. 

“Jadi rintangan dan tantangan sama dengan yang dihadapi setiap pegawai, tetapi banyak lika likunya, jadi kalau menjadi seorang jaksa itu banyak berhadapan dengan para pelanggar hukum, caranya pun harus diadaptasikan, misal dengan tipikor harus menyikapi dengan pendidik,” paparnya. 

Jebolan S2 Universitas Airlangga Surabaya itu menegaskan, dukungan dari keluarganya dalam menjalani karir sebagai seorang jaksa sangat dirasakannya, apalagi istrinya juga seorang pekerja di swasta. Sehingga dalam menjalani setiap tugasnya bisa terkoordinasi dengan baik. 

Baca Juga:  Mengenal Juma’ati Elis Susanti, Kades Pademawu Timur dengan Sederet Prestasi

“Tetapi kuncinya berada di pola komunikasi dan tidak lupa pulang ke rumah. Meski bertugas di luar Pulau Jawa pun berusaha pulang minimal sebulan sekali. Jadi kewajiban sebagai kepala rumah tangga saya jalani sebagaimana mestinya, alhamdulillah bisa diatur dengan baik, apalagi saat ini sudah bisa memanfaatkan teknologi,” urainya. 

Jakwa yang pernah bertugas di Kejaksaan Tinggi Sumatera Barat itu berpesan kepada para generasi muda untuk memiliki lingkaran pertemanan yang baik, karena akan berdampak baik untuk masa depannya. 

“Jadi jauhi perbuatan yang negatif, intinya pilah dan pilih lingkungan perteman, karena sangat berpengaruh sekali,” tegasnya. (waw)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *