KABARMADURA.ID | PAMEKASAN-Evaluasi varietas bibit tembakau yang ditanam petani akhirnya tuntas. Hasilnya, varietas tembakau Prancak 95 atau jenis tembakau andalan warga Madura kurang diminati. Sebab edukasi terhadap petani cukup minim. Sehingga perlu adanya sosialisasi lebih massif. Hal tersebut diungkapkan Kepala Bidang (Kabid) Produksi Pertanian Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Pamekasan Andi Ali Syahbana, Senin (30/10/2023).
Menurutnya, pada dasarnya kualitas tembakau jenis Prancak 95 cukup bagus. Sehingga perlu adanya efektivitas pembinaan terhadap para petani dalam menanam tembakau jenis tersebut. Bahkan, setelah masa panen tahun ini tuntas di bulan Oktober, jenis tembakau yang diminati petani Melate Tompang. Fakta ini dibuktikan melalui hasil produksi tembakau di lapangan.
“Dari total luas lahan pertanian tembakau, 50 persen ditanami tembakau jenis Melate Tompang, 30 persen Prancak 95 dan 20 persen jenis Obor,” ujarnya kepada Kabar Madura.
Pihaknya menuturkan, dari hasil persentase itu bisa diketahui jika pola pikir petani berpatokan pada jumlah daun tembakau. Sehingga, lebih memilih jenis tembakau Melate Tompang yang memang menghasilkan daun lebih banyak dibandingkan jenis Prancak 95. Sebagai upaya, pada musim tanam 2024 mendatang akan menekan para petani menanam jenis tembakau Prancak 95.
“Karena varietas tembakau jenis ini (Prancak 95 red) asli dari Madura. Secara rasa dan aroma memiliki ciri khas, dan dibutuhkan oleh perusahaan dalam setiap memproduksi rokok. Intinya, kami akan meningkatkan secara massif penanaman Prancak 95,” tuturnya.
Ditegaskan, serapan produksi tembakau tahun ini cukup maksimal. Dari prediksi kurang lebih 22 ribu ton, serapannya tembus 22 ribu ton. Jika dibandingkan dengan hasil produksi pada 2022 kemarin jauh lebih rendah tahun ini. “Jadi luas tanam itu 22. 304 hektar dan panennya sudah mencapai 22.304 ton, jadi hampir dua kalipat dari hasil produksi 2022 kemarin,” tegasnya.
Pewarta: Khoyrul Umam Syarif
Redaktur: Totok Iswanto