KABAR MADURA | Guna berperan dalam mengawal kinerja DPRD Sumenep yang belum genap 30 hari diambil sumpahnya, Gerakan Mahasiswa Aktivis Madura (Gemara) menggelar Focus Group Discussion (FGD) di Ayoka Coffe, Kamis (5/9/2024).
Ketua Gemara Fadhlillah menyampaikan, kegiatan yang melibatkan OKP dan BEM, Mahasiswa dan Aktivis dari seluruh kampus se Sumenep itu, dalam rangka menindaklanjuti polling yang dilakukan oleh Gemara beberapa waktu lalu dalam rangka mengawal kinerja DPRD Sumenep.
Kegiatan tersebut, sebagai bentuk keterlibatan dan kepedulian masyarakat terhadap demokrasi Sumenep, guna memastikan para wakil rakyat benar-benar menjalankan fungsinya
“Sebagai bentuk tindak lanjut dari polling suara rakyat dalam rangka mengawal demokrasi. Dari hasil polling tersebut banyak responden menentukan pilihannya terkait siapa yang layak memimpin DPRD Sumenep kedepannya,” kata dia.
“Kami ingin, para rakyak kami tidak berkhianat terhadap suara rakyat yang sudah memilih mereka hingga duduk di parlemen. Jangan jadikan suara rakyat sebagai loncatan untuk menjadi wakil rakyat yang tidak amanah,” tandasnya.
Menurutnya, FGD dengan tema ‘Menyoal Reformasi Kepemimpinan DPRD Sumenep’ itu mendapatkan apresiasi dari berbagai kalangan, banyak tamu undangan yang hadir saling berargumentasi perihal DPRD Sumenep.
Apalagi narasumber yang diundang itu di antaranya Qudsiyanto selaku Ketua Umum Gen-Z Madura, Wildan Rosaili selaku pengamat politik nasional.
Qudsiyanto mengatakan, generasi muda saatnya bangkit, bangun dan melawan untuk perbaikan kabupeten paling timur Pulau Madura ini.
“Bangun, bangkit dan melawan. Kawal demokrasi kita, rakyat adalah komando tertinggi dalam trias politika. Tidak boleh dewan-dewan yang terpilih ini melupakan rakyat, rakyatlah yang mengantarkannya menjadi DPRD.” Ucap ersebut.
Dalam kesempatan yang sama, Dr. Wildan Rasaili, selaku pengamat politik nasional menjelaskan, bahwa menjaga demokrasi adalah bagian dinamika politik supaya berjalan searah dengan konstitusi.
Menurutnya, faktor leadership, mengorganisir dan transparan adalah bagian dari cara-cara terbaik menentukan arah reformasi kepempimpinan DPRD.
“Tidak boleh dipandang sebelah mata perihal ini, kemudian rakyat haruslah menjadi tujuan utama dalam berkhidmat. Jangan sebatas lompatan menuju kursi legislatif,” papad Dosen Universitas Wiraraja itu.
FGD melibatkan aktivis Sumenep tersebut diakhiri dengan Deklarasi Rakyat dan Pemuda Mengawal Parlemen Sumenep, suara riuh melengking menandakan ruh perlawanan yang masih menyala dari generasi muda yang masih peduli terhadap berjalannya demokrasi.
Sementara poin-poin deklarasi tersebut di antaranya; menghimbau kepada seluruh DPRD Sumenep untuk bekerja memperjuangkan hak-hak rakyat, meminta kepada pimpinan partai pemenang suara terbanyak, baik tingkat DPC DPW dan DPP untuk memilih Ketua DPRD Sumenep yang berkapasitas, cerdas, cakap, profesional dan visioner.
Selain itu juga, rakyat dan pemuda khususnya Gemara, akan mengawal perjalanan parlemen selama satu periode kedepan. Jika terjadi hal-hal yang merugikan rakyat Sumenep, akibat dari profesionalisme DPRD yang ugal-ugalan atau melabrak regulasi, maka Gemara beserta seluruh elemen masyarakat Sumenep akan melakukan revolusi parlemen di Sumenep.
Pewarta: Moh. Razin
Redaktur: Fathor Rahman