Produksi Keripik Tette Terjerat Bahan dari Malang, Mahasiswa Universitas Annuqayah Hadirkan Terobosan

News836 views
Banner Iklan

KABAR MADURA | Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Annuqayah posko 41 melaksanakan workshop bertemakan “Pengelolahan Komoditas Ubi-ubian dan Diversifikasi Keripik Tette Menjadi Produk Unggulan Home Industry”.

Acara itu dihadiri aparat desa dan Ibu-Ibu pemberdayaan dan kesejahteraan keluarga (PKK) di Balai Desa Taro’an, Kecamatan Tlanakan, Kabupaten Pamekasan, Kamis (5/9/2024).

Berbakti
Kharisma 2

Sekretaris Desa Muhammad Kholil mengeluhkan bahwa, memang keripik Tette ialah salah satu olahan khas masyarakat Desa Taro’an. Namun, produksi keripik tersebut masih terjerat bahan baku dari luar desa: Gantenan dan Malang.

Baca Juga:  Tanaman Unggulan, DKPP Sumenep Prioritaskan Perhatian untuk Tanaman Cabai Jamu

“Sehingga dari kami tidak bisa memproduksi secara mandiri,” ujarnya saat sesi tanya jawab.

Perihal itu, Kholil memperjelas bahwa, keadaan demikian dipicu karena banyak petani Desa Taro’an yang tidak lagi menanam ketela. Hal itu dikarenakan harga ketela di pasar yang tidak sesuai dengan pengeluaran atau kerja dari para petani.

“Apalagi ditambah dengan banyaknya hama tikus dan hasil ketela yang tidak enak ketika dimakan,” katanya.

Riyadlul Akbar, penyaji pada acara workshop saat itu menjawab bahwa, memang keadaan demikian begitu memprihatinkan, karena melihat potensi besar olahan keripik yang kini meningkat di pasaran.

Atas hal itu, dirinya memberikan usulan agar masyarakat bisa kembali menanam ketela. Sedangkan antisipasi terkait berbagai hama dan hasil ketela, bisa dikonsultasikan kepada pihak pertanian nantinya.

Baca Juga:  Gegara NIK Tidak Valid, 36 Guru di Sumenep Terancam Gagal Terima Bantuan Insentif

“Sebab ketika para petani menanam ketela kembali, bukan lagi untuk diperjualbelikan di pasar. Namun, guna dijual kepada pengelola keripik Tette di Desa Taro’an ini,” jelasnya.

Lantas ketika telah terjalin keterhubungan demikian, Riyad—sapaan akrab dari Riyadlul Akbar—mengatakan nantinya masyarakat desa bisa mandiri dengan olahan unggulannya, yakni keripik Tette.

“Nantinya dari berbagai produksi keripik yang lagi gencar pada hari ini, keripik Tette bisa bersaing di sana sebagai keripik terenak,” pungkasnya. (nam)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *