KABARMADURA.ID | Memiliki wawasan luas tidak hanya bisa didapatkan dalam ruang kelas saja. Di ruang publik pun juga bisa mengembangkan wawasan yang dimiliki setiap individu. Itulah yang coba ditanam oleh sekelompok kaula muda di Pamekasan, yang tergabung dalam komunitas Pemuda Menuju Peradaban (PMP).
SAFIRA NUR LAILY, PAMEKASAN
PMP memang terbilang komunitas baru, terlebih di gerakan literasi di Bumi Ratu Pamelingan. PMP ini berdiri pada 2021 lalu. Kendati demikian, Rozien Abqoriy selaku penanggung jawab PMP memiliki tekad dan keyakinan bahwa komunitasnya akan berkembang dan melahirkan generasi penerus bangsa yang berkemajuan, khsusnya di dunia literasi.
Dia menceritakan, tercetusnya PMP lantaran miris melihat kegiatan literasi di sebuah organisasi kemahasiswaan yang jarang dilakukan. Sehingga, dia dan kawan-kawannya berinisiatif untuk melahirkan sebuah komunitas yang mewadahi kaula muda di seluruh penjuru kampus di kota berjuluk Gerbang Salam ini, yang fokus dalam gerakan literasi.
“Kurang lebih ada 36 anggota di PMP ini. Mereka semua memiliki latar belakang kampus dan organisasi kemahasiswaan yang berbeda-beda. Komunitas ini memang tidak membeda-bedakan asal muasal organisasi masing-masing kita,” ungkap pria yang akrab disapa Ozi itu.
Membuktikan bahwa komunitasnya itu tidak hanya wacana, ia bersama kawan-kawannya merancang beberapa program. Salah satunya, membuka lapak baca gratis, kajian literasi terhadap suatu isu dan beberapa program lainnya.
Menurut Ozi, literasi tidak hanya sebatas kegiatan membaca dan menulis pada umumnya. Akan tetapi, juga memuat kajian-kajian mendalam yang bisa membuat suatu perubahan lebih baik.
Ozi menyebut, konsistensi peserta dalam kekaryaan menjadi poin utama. Sebab, dalam produktivitas karya tersebut, diyakininya bisa mewujudkan pemuda yang memiliki wawasan luas dan bisa menciptakan peradaban yang lebih baik. Meski tidak seratus persen berjalan optimal, kekaryaan masing-masing anggota tetap diupayakan maksimal.
“Kita menekankan karya. Karya apapun itu. Hasil dari kajian yang kita telaah kemudian bisa dikembangkan menjadi karya sesuai kemampuan masing-masing. Karena dengan berkarya, otomatis mereka sudah berwawasan luas, ” ungkapnya.
Redaktur: Moh. Hasanuddin