KABAR MADURA | Pelaksanaan penilaian akhir semester (PAS) sekolah negeri di bawah naungan Kementerian Agama (Kemenag) Sumenep di tahun 2024 diwajibkan berbasis android. Namun penerapan itu tidak wajib untuk sekolah swasta.
Plt Kepala Seksi (Kasi) Pendidikan Madrasah (Pendma) Kemenag Sumenep Muh. Rifa’i Hasyim mengatakan, berdasarkan jadwal, PAS dilakukan pada 3 hingga 13 Desember 2024. Namun penjadwalannya diserahkan ke sekolah masing-masing.
“Kami wajibkan untuk PAS itu hanya sekolah negeri, tetapi untuk sekolah swasta hanya diimbau untuk melakukan ujian berbasis android. Sebanyak 7 sekolah negeri yang kami wajibkan untuk menggunakan berbasis android,” katanya, Selasa (3/11/2024).
Pada 13 Desember 2024 semua harus selesai melaksanakan PAS. Bagi yang tidak melaksanakan PAS berbasis android, dinilai melanggar aturan yang berlaku. Dirinya memang dari awal sudah mengimbau pada seluruh sekolah di bawah naungan Kemenag Sumenep.
“Harapannya, para guru-guru harus profesional dalam pembuatan soal,” paparnya.
Semua sekolah dari jenjang MI hingga MA wajib melakukan penyerahan rapor semester ganjil, pada 20-21 Desember 2024 pada saat soal dikerjakan dan sudah diberi nilai.
“Pada intinya kedepan perlu beralih dari awalnya menggunakan soal memakai manual beralih pada digital,” tandasnya.
Sekolah negeri diwajibkan melaksanakan PAS, lantaran sekolah negeri dapat menganggarkan khusus berkaitan dengan PAS, jika sekolah swasta itu hanya mengandalkan dana BOS. Namun harapannya, sekolah swasta juga melaksanakan PAS berbasis android.
“Pelaksanaan PAS adalah dengan meminta siswa didik untuk mengerjakan sejumlah soal berkaitan dengan beberapa mata pelajaran yang telah diajarkan selama satu semester itu,” paparnya.
Diketahui, PAS adalah salah satu bentuk evaluasi yang dilakukan oleh sekolah untuk mengetahui pengetahuan dan kemampuan dalam menyerap ilmu selama pembelajaran yang telah berjalan selama enam bulan atau satu semester.
“Para guru juga perlu bekerja keras, setelah PAS selesai, karena masih harus mengimput nilai-nilai para siswa-siswinya. Bukan guru namanya jika ada kata lelah dalam berusaha membuat para siswa-siswinya bisa sukses semua di masa depan,” bebernya. (imd/ong)