KABARMADURA.ID | SAMPANG -Sejak 2021, Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Trunojoyo Sampang tidak pernah menyetor pendapatan asli daerah (PAD). Hal itu terjadi lantaran secara kumulatif selalu mengalami kerugian.
Kepala Bidang (Kabid) Keuangan PDAM Trunojoyo Sampang Sri Wahyuni menyampaikan, pihaknya memang tidak menyetor PAD selama dua terakhir, karena masih mengalami kerugian. Dia memperinci, 2021 lalu pendapatannya Rp14,9 miliar, sedangkan biaya operasional menyentuh Rp13,9 miliar. Sementara pada 2022 kemarin Rp15,8 miliar dan biaya operasional Rp12,7 miliar.
“Untuk laba rugi Rp496 juta, kami rugi segitu karena secara kumulatif itu include tahun-tahun sebelumnya, neraca gabungan, neraca gabungan ini kami ada kerugian di buku tahun 2021 Rp3 miliar, dari laba tadi include disini, jadi mengurangi, dari kemarin Rp3 miliar kerugiannya, ini dikurangi dengan laba yang berjalan Rp2.604.000.000, jadi sisa kerugian Rp496.000.000,” jelasnya, Senin (23/10/2023).
Akan tetapi, Sri Wahyuni menegaskan, kerugian PDAM Trunojoyo Sampang sudah mulai mengecil. Dia berjanji jika tahun ini tidak ada kerugian lagi, maka akan setor PAD.
Sementara Kepala Bidang (Kabid) Hubungan dan Langganan PDAM Sampang Supriadi menyatakan, pelanggan PDAM Sampang sebanyak 11.813 sambung rumah (SR), 6.009 SR di antaranya tidak aktif.
“Sementara segitu dari hasil audit BPKP sampai Juni 2023. Rata-rata yang membuat tidak aktif karena air kurang lancar,” ujarnya.
Kata Supriadi, tidak semua pelanggan membayar tepat waktu dalam setiap bulannya. “Rata-rata setiap bulan hanya sampai 85 persen yang bayar,” tukasnya.
Pewarta: KM70
Redaktur: Sule Sulaiman