KABAR MADURA | Anggota DPRD Sumenep Samioeddin menilai, jika kasus stunting masih tinggi di wilayah daratan, berarti sosialisasinya masih formalitas saja. Menurutnya, cukup ironis, karena Sumenep merupakan daerah penghasil ikan laut yang tinggi. Bahkan ada salah satu pencegahan stunting adalah dengan gemar makan ikan.
“Faktanya desa-desa di daerah daratan masih sangat mendominasi lokasi titik rawan stunting,” kata politisi senior Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Sumenep ini.
Kepala Bidang (Kabid) Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinkes P2KB) Sumenep Desi Febriana mengakui masih terdapat 15 desa yang masih menjadi lokus stunting di Sumenep, 13 di antaranya di daratan, sisanya di kepulauan.
“Kami sudah melakukan berbagai upaya, misalnya seperti sosialisasi,” kata Desi. (ara/waw)
Lokus stunting di Sumenep tahun 2024
- Desa Pakamban Laok Kecamatan Pragaan
- Desa Serah Barat Kecamatan Bluto
- Desa Aeng Tongtong dan Desa Pagar Batu Kecamatan Saronggi
- Desa Banaresep Barat dan Desa Meddelan Kecamatan Lenteng
- Desa Bragung dan Desa Bakeong Kecamatan Guluk Guluk
- Desa Banraas dan Desa Lapak Laok Kecamatan Dungkek
- Desa Tambaksari Kecamatan Rubaru
- Desa Bates Kecamatan Dasuk
- Desa Larangan Kerta Kecamatan Batuputih
- Desa Galis Kecamatan Giligenting
- Desa Kombang Kecamatan Talango.
Sumber: Dinkes P2KB Sumenep