KABAR MADURA | Pengawas sekolah menengah atas (SMA) sederajat di Pamekasan sangat minim. Saat ini, hanya ada enam pengawas. Sementara jumlah SMA/SMK kurang lebih mencapai 180 sekolah.
Kepala Cabang Dinas Pendidikan Jawa Timur Wilayah Pamekasan Slamet Goestiantoko mengatakan, masing-masing pengawas ada yang bertugas mengawasi 30 sekolah. Padahal, idealnya setiap pengawas pegang 8 hingga 9 sekolah.
“Jelas ini berpengaruh terhadap keoptimalan pengawasan. Selain SDM kurang, ditambah lagi jarak sekolah yang cukup jauh,” ujarnya, Kamis (17/10/2024).
Minimnya SDM itu, diakui Slamet, dikarenakan banyak pengawas yang sudah pensiun. Sementara perekrutan pengawas baru tidak ada. Menurutnya, untuk mengatasi kekurangan SDM itu, pihaknya telah mengajukan tambahan pengawas. Pihaknya mengajukan 11 orang. Perinciannya, lima pengawas SMK dan enam pengawas SMA.
Salemt berharap, pengajuan itu bisa terpenuhi tahun ini. Sebab, jumlah pengawas tersebut sangat berdampak terhadap pemaksimalan pengawasan.
“Akhir tahun akan ada yang pensiun lagi satu maka sisa lima. Kalau yang 11 usulan itu dipenuhi, jadi total pengawas ada 16. Masing-masing pengawas bisa pegang 11 sampai 12 sekolah, dan itu mendingan dari pada yang sekarang,” tuturnya.
Slamet mengaku, kegiatan pengawasan memang tidak maksimal. Namun, monitoring dan pengawasan tetap inten dilakukan sesuai dengan instrumen yang berlaku, di antaranya seperti manajemen pembelajaran dan lainnya.
“Pengawas itu ada instrumennya, tidak hanya datang, ngecek, kemudian balik lagi. Paling tidak, butuh dua jam,” tukasnya. (nur/zul)