KABAR MADURA | Setelah digantung berbulan-bulan, Dewan Kesenian Pamekasan (DKP) akhirnya mendapat kepastian bahwa tahun ini tidak mendapatkan dana hibah dari pemerintah kabupaten (pemkab) setempat. Padahal, di tahun-tahun sebelumnya, DKP rutin mendapatkan dana hibah tersebut.
Ketua DKP Widya Pratopo mengatakan, berdasarkan koordinasi yang dilakukan dengan Pemkab Pamekasan, pihaknya akan kembali menerima dana hibah pada tahun 2025. Menurutnya, tidak adanya dana hibah ini mengakibatkan kegiatan kesenian yang menjadi agenda tahunan, seperti Bazaraya Budaya dan Pasemoan Remona Madhura, berpotensi tidak bisa digelar tahun ini.
“Untuk tahun 2024 tidak ada (dana hibah) untuk DKP. Kalau di tahun 2025 nanti memang disetujui (pengajuan dana hibah), kegiatan Bazaraya Budaya dan Pasemoan insyaallah kami gelar kembali,” ungkapnya, Senin (12/8/2024).
Sementara ini, lanjut Wid, pihaknya hanya mampu mengkaver kegiatan-kegiatan berskala kecil dan fokus terhadap pemeliharaan gedung DKP, seperti menyediakan panggung untuk uji mental kepada semua jenis grup musik melalui angkringan.
“Kami maskimalkan di giat bulanan. Kebetulan kami ada angkringan, nah di situ sekalian untuk uji mental sekaligus latihan untuk beberapa grup musik,” terang Wid.
Sedangkan, seorang budayawan Pamekasan, Tauhed Supratman, menilai, selama ini perhatian pemkab terhadap kesenian memang terbilang kurang. Padahal, menurutnya, kegiatan-kegiatan yang mengarah terhadap pelestarian seni dan budaya harus didukung penuh oleh pemkab setempat.
“Dulu, katanya mau dibangun gedung kesenian, tapi sampai sekarang tidak ada realisasi apa-apa. Pada dasarnya kesenian ini kurang perhatian dari pemkab. Tapi terlepas ada tidaknya dana hibah, pelaku seni jangan sampai berhenti berkesenian,” tutur Tauhed kepada Kabar Madura.
Pewarta: Safira Nur Laily
Redaktur: Sule Sulaiman