KABAR MADURA | Pamekasan kembali mengalami deflasi pada September. Sebelumnya, deflasi juga terjadi pada Mei hingga Agustus. Artinya, penurunan harga di Kabupaten Gerbang Salam terjadi selama lima bulan berturut-turut. Apabila tidak stabil, tentu akan berpengaruh terhadap laju perekonomian daerah.
Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Pamekasan Ach. Kusairi mengatakan, meski terjadi deflasi selama beberapa bulan terakhir, angka deflasinya masih terbilang aman. Sebab yang terkena deflasi hanya beberapa komoditas.
Meski demikian, kata Kusairi, tetap perlu ada pengawalan terhadap stabilitas harga di Pamekasan.
“Sejauh ini, untungnya tidak mengkhawatirkan, meskipun hanya terjadi deflasi selama beberapa bulan terakhir. Jadi tidak cukup berdampak signifikan terhadap laju perekonomian pengusaha,” ungkapnya, Selasa (15/10/2024).
Menurut Kusairi, terjadinya deflasi itu dikarenakan adanya penurunan daya beli masyarakat yang disebabkan oleh kelebihan stok di pasar. Sehingga, para pedagang maupun pengusaha menurunkan harga jual.
Kendati demikian, lanjut Kusairi, selama deflasinya tidak terjadi terhadap komoditas utama seperti beras dan lainnya, masih ada di posisi aman. Namun, apabila tren deflasinya tidak wajar, akan berpengaruh terhadap kemajuan ekonomi lokal, mulai dari penurunan produksi usaha, penurunan investasi, bahkan berpotensi mengakibatkan pengurangan tenaga kerja atau PHK.
Pihaknya meyakini bahwa tren deflasi di bulan berikutnya akan mengalami kestabilan.
“Kalau komoditas utamanya sudah mengalami perubahan signifikan, maka segera perlu adanya pengawalan dari pemerintah, seperti operasi pasar, dan lainnya. Kami optimis, inflasi dan deflasi di bulan berikutnya akan stabil,” ungkap Kusairi. (nur/zul)
ANGKA DEFLASI DI PAMEKASAN
Mei: -0,57 (deflasi)
Juni: -4, 04 (deflasi)
Juli: -1,15 (deflasi)
Agustus: -1, 90 (deflasi)
September: -2, 25 (deflasi)