KABARMADURA.ID | SUMENEP-Sebagai upaya menyegarkan kinerja, Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Bhakti Sumekar Sumenep menyelenggarakan rapat koordinasi sekaligus mematangkan komitmen menyambut tahun baru 2024 dengan optimisme tinggi dan berkomitmen meningkatkan pelayanan hingga bertaraf internasional dengan melakukan digitalisasi.
Acara yang digelar di Hotel C1 Sumenep itu dihadiri Bupati Sumenep Achmad Fauzi Wongsojudo, Rabu (20/12/2023). Pada kesempatan itu, dia menyampaikan agar pihak BPRS bisa terus membangun solidaritas untuk mempertahan apa yang telah dicapai selama setahun terakhir.
“Membangun sebuah kebersamaan salah satunya solidaritas untuk membangun optimisme bersama-sama agar Bank BPRS Bhakti Sumekar dalam situasi dan kondisi secara nasional saat ini, harus lebih survive,” kata Cak Fauzi.
Dia menilai, yang dilakukan BPRS Bhakti Sumekar layak untuk diapresiasi. Sebab, dia berhasil menjadi satu-satunya badan usaha milik daerah (BUMD) yang telah berskala nasional.
Kendati demikian, orang nomor satu di Sumenep itu mengatakan, performa pelayanan tetap harus selalu dijaga dan ditingkatkan.
“Bank Ini lebih baik ke depannya, dalam hal ya manajerial, manajemen dan dasar dan sebagainya nah ini yang tentu harus dipersiapkan,” tuturnya.
Suami Nia Kurnia Fauzi itu menambahkan, apresiasi yang BPRS Bhakti Sumekar dapatkan bukan sekedar penghargaan semata, tetapi juga tanggung jawab untuk bisa mempertahankannya.
Politisi muda PDI Perjuangan itu juga berharap ke depan banyak BUMD lain yang juga optimis meningkatkan performa, agar bisa bersama-sama memberikan yang terbaik untuk daerah.
“Maka kalau kebersamaan dan solidaritas itu dibangun, saya yakin akan menyusul BPRS Bhakti Sumekar yang secara performa ya bisa dikatakan sudah sangat baik di antara BUMD,” pungkasnya.
Sementara itu, Direktur BPRS Bhakti Sumekar, Sumenep Hairil Fajar menerangkan, tahun 2024 Bank BPRS Bhakti Sumekar sudah bertaraf internasional, sehingga bertransaksi di luar negeri juga bisa.
“Langkah-langkah untuk bertaraf internasional salah satunya adalah digitalisasi,” terang Hairil Fajar.
Menurutnya, dengan digitalisasi, bank kelas regional bisa naik menjadi kelas internasional. Dia mencontohkan, ketika BPRS sudah didigitalisasi dan bertransformasi menjadi BPRS Mobile, maka penggunaannya bisa dilakukan saat berada di luar negeri.
“Contohnya orang Talango, tidak hanya di Jakarta, tapi juga di Saudi bisa BPRS mobile,” paparnya.
Pewarta: Moh. Razin
Redaktur: Wawan A. Husna