KABAR MADURA | Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pamekasan mengusulkan lima sekolah untuk dibentuk program satuan pendidikan aman bencana (SPAB) pada 2025. Hal itu bertujuan sebagai upaya pencegahan dan penanggulangan dampak bencana pada satuan pendidikan.
Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Kesiapsiagaan Pengendalian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pamekasan Zainal Mistuki mengatakan, pengusulan lima sekolah itu berdasarkan kawasan yang rawan bencana.
“Pengajuannya memang dilakukan sebelum tutup tahun, tapi untuk penetapan dari provinsi biasanya awal tahun,” ujarnya, Senin (28/10/2024).
Adapun satuan pendidikan yang diajukan dalam SPAB adalah SMP Negeri 8 Pamekasan, SMA Muhammadiyah, SMA Negeri 2 Pamekasan, SMK Negeri 1 Pamekasan, dan SMA Negeri 3 Pamekasan. Sementara untuk saat ini, hanya ada satu sekolah yang masuk dalam SPAB, yakni SMP Negeri 1 Pamekasan.
Menurutnya, lima satuan pendidikan itu berpotensi terjadi bencana, seperti banjir, angin puting beliung, dan abrasi. Sehingga, melalui kegiatan program SPAB itu, lingkungan sekolah bisa melakukan penanggulangan bencana sejak dini.
Selain SPAB, pihaknya juga mengajukan Desa Tangguh Bencana (Destana) yang bisa terkaver dari provinsi. Terdapat beberapa desa yang diusulkan tahun depan, di antaranya Desa Durbuk, Kecamatan Pademawu; Desa Blumbungan, Kecamatan Larangan; dan Kelurahan Kowel, Kecamatan Pamekasan.
Biasanya, lanjut Mistuki, apabila pengajuan itu terpenuhi, setiap desa atau kelurahan mendapatkan alokasi anggaran Rp100 juta. Anggaran tersebut untuk mengkaver beberapa program kebencanaan, seperti pembentukan forum relawan bencana desa atau kelurahan, pengkajian risiko bencana, dan lainnya.
“Tapi biasanya, untuk yang Destana itu dapat satu atau dua desa,” tukasnya. (nur/zul)