KABAR MADURA | Masa musim kemarau di Madura hampir tuntas. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah merilis masa peralihan/pancaroba dan awal musim hujan 2024/2025.
Berdasarkan prakiraan musim yang dikeluarkan oleh Stasiun Klimatologi Jawa Timur, pada Oktober 2024 ini, sebagian wilayah Jawa Timur, termasuk di Madura Sumenep telah memasuki masa peralihan/pancaroba dari musim kemarau ke musim hujan dan sebagian lagi telah memasuki awal musim hujan.
“Untuk di Madura mulai masuk pancaroba, Oktober serta November 2024 sudah masuk musim hujan,” kata Kepala BMKG Sumenep Usman Khalid, (30/9/2024).
Pada masa peralihan ini, potensi hujan biasa terjadi pada sore atau malam hari dengan intensitas bervariasi, mulai dari ringan, sedang, hingga lebat, dengan disertai petir dan angin kencang sesaat.
Pada masa pancaroba itu juga berpotensi terjadinya angin kencang, puting beliung, petir dan hujan lebat berdurasi singkat dan sporadis, terutama daerah-daerah yang setiap tahun sering terdampak.
Diprediksi akan terjadi fenomena La Nina lemah pada bulan Oktober 2024. Angin monsun barat diprediksi akan memasuki wilayah Jawa dan Madura mulai November 2024. Kondisi tersebut dapat mempengaruhi pembentukan awan–awan cumulonimbus yang semakin intens dan dapat mengakibatkan cuaca ekstrem di masa pancaroba seperti hujan lebat, angin kencang, puting beliung, dan hujan es.
“Jadi masyarakat perlu waspada ya,” kata Usman.
Mengenai prakiraan awal musim hujan secara umum, lanjut Kholid, ada di dasarian satu (1-10 November), dasarian dua (11-20 November), dan dasarian tiga yakni (21-akhir bulan November)
Mengenai puncak musim penghujan diperkirakan akan terjadi pada Desember 2024 hingga Januari 2025 untuk Sumenep, Januari 2025 di Pamekasan, Desember 2024 hingga Januari 2025 di Sampang, dan Januari 2025 di Bangkalan. (imd/waw)