KABAR MADURA | Keberhasilan seseorang dalam meraih kesuksesan tidak lepas dari pahit manisnya proses, seperti yang dirasakan Ach Salehoddin Al Ayubi, wisudawan terbaik 2024 Sekolah Tinggi Ekonomi Islam Masyarakat Madani (STEI MM) Pamekasan. Dia pernah harus rela jualan es demi bisa membayar biaya kuliah.
PAMEKASAN, KHOYRUL UMAM SYARIF
Pemuda asal Desa Sumber Waru, Kecamatan Waru itu lahir dari keluarga yang sederhana. Namun, Saleh memiliki tekad bisa mengenyam pendidikan tinggi. Sebab, dia meyakini orang yang berilmu, derajatnya akan ditinggikan. Berbekal semangat itu dan doa restu dari orang tua, bisa melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi hingga sukses mendapatkan gelar wisudawan terbaik.
“Saya rasa menjadi wisudawan terbaik bukan kebetulan semata, karena sejak pertama kuliah saya terus fokus untuk mencapai target-target, di samping tetap aktif berorganisasi,” ungkap Saleh.
Kendati demikian, perjalanan kuliah Saleh tidak mulus begitu saja. Pada semester pertama, demi bisa membiayai kuliahnya, dia sempat harus rela mengumpulkan uang dengan usaha jualan es selama tiga bulan. Di mana waktu itu, saudaranya yang bisa menyumbang biaya pendidikannya tidak bisa bekerja lantaran pandemi Covid-19.
Pria kelahiran 2001 itu sangat bersyukur atas capaiannya sebagai wisudawan terbaik. Sebab bisa menjadi yang terbaik memang selalu diikhtiarkan sedari awal. Dia bercerita, mulai awal menginjak kaki di kampus STIE MM, dirinya berkomitmen untuk memiliki waktu khusus belajar, termasuk sebelum subuh harus membaca berbagai referensi mata kuliah, supaya ketika proses kuliah bisa cepat memahami.
Mantan ketua Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) STIE MM itu sangat berterima kasih terhadap kepada para dosen dan teman yang biasa diskusi dalam meningkatkan kapasitas keilmuannya. Tak lupa juga atas doa dan dukungan keluarga yang tidak pernah terhenti.
Dia berpesan kepada para kaula muda, jangan pernah pesimis dalam mencapai target, sebab tugas manusia hanya berusaha, selebihnya keputusan akhirnya Tuhan yang menentukan.
“Mengutip statement Ketua STIE MM Mohammad Romli, orang yang optimis selalu melihat peluang dalam setiap kesulitan, tapi orang yang pesimis selalu banyak alasan. Makanya saya bertekad untuk terus berprestasi,” tukasnya.
Redaktur: Sule Sulaiman