KABAR MADURA | Pintar menjadi peluang merupakan salah satu cara menuju jalan kesuksesan. Hal itu yang diterapkan oleh salah seorang mahasiswa Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Madura, Ulfa Safira. Berawal dari tawaran dari seorang teman untuk mengikuti ajang pemilihan Duta Keterbukaan Informasi Publik (KIP) Jawa Timur, Ulfa berhasil menyandang status sebagai juara favorit.
SAFIRA NUR LAILY, PAMEKASAN
Bagi Ulfa, kesempatan tidak akan datang dua kali. Oleh karena itu, ia langsung memberanikan diri untuk ikut serta dalam penjaringan duta KIP tersebut. Ia meyakini bahwa tawaran itu merupakan kesempatan luar biasa.
Benar saja, melalui peluang yang diambilnya itu, Ulfa berhasil menjadi juara. Padahal sebelumnya, perempuan kelahiran 2003 itu belum sama sekali memiliki pengalaman mengikuti ajang pemilihan duta apapun.
“Struggle-nya waktu itu karena jarak kompetisi yang jauh. Semuanya aman, karena sudah dipersiapkan, mulai dari materi, kesehatan fisik, dan tentu juga kesiapan mental,” ungkap saat ditanya seberapa berat perjuangannya, Kamis (17/10/2024).
Terlepas dirinya berhasil menjadi juara, gadis asal Desa Batu Bintang, Kecamatan Batumarmar, itu mengaku sangat bersyukur bisa mengikuti event tersebut. Sebab, dari kegiatan tersebut bisa mendapatkan banyak ilmu dan relasi baru.
Kini, dalam status barunya tersebut, Ulfa akan lebih luas lagi mensosialisasikan tentang KIP. Sebab, menurutnya, masih banyak masyarakat yang terbilang awam mengenai KIP. Padahal, keterbukaan informasi publik itu bertujuan dalam peningkatan transparansi dan akses informasi publik yang sesuai dengan UU KIP.
“Selama satu tahun masa jabatan, saya ingin berkolaborasi atau bekerjasama dengan Diskominfo daerah, untuk menjadi promotor kepada masyarakat untuk mengedukasi yang belum mengetahui KIP itu apa. Dan untuk mengetahui apakah di Pamekasan ini sudah berjalan sesuai UU KIP atau belum,” tegasnya. (zul)