KABAR MADURA | Meski pertumbuhan Indeks Desa Membangun (IDM) Sumenep mengalami peningkatan dan membuat desa-desa berstatus desa mandiri terus bertambah setiap tahunnya, legislator di Sumenep, Hanafi, meminta harus sesuai dengan indikator di lapangan.
Anggota DPRD Sumenep Hanafi menyampaikan, memang secara angka, desa mandiri terus bertambah akan tetapi bisa ditinjau ke lapangan apakah kondisi itu sesuai dengan realita yang ada.
Menurutnya, dari beberapa indikator di antaranya mempunyai ketersediaan dan akses terhadap pelayanan dasar yang mencukupi, infrastruktur yang memadai, aksesibilitas/transportasi yang tidak sulit, pelayanan umum yang bagus, serta penyelenggaraan pemerintahan yang sudah sangat baik.
“Ada desa itu sudah berstatus mandiri, tetapi jalannya masih rusak parah, itu dari mana penilaiannya,” paparnya.
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Sumenep Anwar Syahroni Yusuf yang bertanggung jawab terhadap perkembangan desa menyampaikan bahwa selama ini sudah melakukan pendampingan.
“Memang ada beberapa indikator desa masuk kategori mandiri, di antaranya indeks pembangunan desa terus membaik,” kata dia.
Misalnya seperti sektor infrastruktur yang kian bagus itu masuk indikator dalam kategori desa mandiri, sebab hal itu ada keterikatan dengan sektor pendidikan, ekonomi dan yang lainnya.
Dia menyebutkan, data yang ada saat ini, desa mandiri di Sumenep mencapai 101 desa. Angka ini mengalami kenaikan yang signifikan, sebab hanya ada satu desa yang mencapai status tersebut di tahun 2021.
Desa-desa mandiri itu tidak terbatas di daerah daratan saja, tetapi juga pada wilayah kepulauan, antara lain Kecamatan Kota Sumenep 12 desa, Kalianget 4 desa, Manding 1 desa, dan Talango 3 desa. Lalu, Kecamatan Bluto 2 desa, Lenteng 5 desa, Guluk-Guluk 6 desa, Ganding 7 desa, Pragaan 5 desa, dan Ambunten 1 desa, Kecamatan Pasongsongan 4 desa, Dasuk 3 desa, Rubaru 3 desa, dan Batang-batang 5 desa. Selanjutnya Kecamatan Batuputih 4 desa, Dungkek 4 desa, Gapura 17 desa, Gayam 2 desa, dan Raas 2 desa. Termasuk di Kecamatan Arjasa 2 desa, Sapeken 2 desa, dan Batuan 7 desa.
“Harapannya nanti bisa terus bertambah di Sumenep ini,” pungkasnya. (ara/waw)