Disdik Rencanakan Pengajuan WBTB Tahun Depan, Budayawan: Harus Selektif dan Ikonik Asli Pamekasan

News91 views

KABAR MADURA | Pemerintah Kabupaten Pamekasan rupanya tidak main-main dalam realisasi warisan budaya tak benda (WBTB). Selain tinggal menunggu hasil pengajuan Tari Ronding untuk WBTB tahun ini, pemerintah setempat juga telah mulai merencanakan pengajuan WBTB untuk tahun depan.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Pamekasan Akhmad Zaini mengatakan, pihaknya telah memiliki gambaran terkait kebudayaan yang akan diajukam untuk  WBTB tahun depan, yakni Sapeh Sonok. Bahkan, dia mengaku telah mulai mengumpulkan data-data atau sejarah mengenai Sapeh Sonok tersebut. Alasannya, karena Sapeh Sonok memiliki sejarah yang cukup kuat dengan Pamekasan.

“Untuk yang Tari Ronding, tinggal tunggu info saja, semua persyratan sudah dilengkapi. Kami optimis Tari Ronding itu akan masuk WBTB tahun ini. Jadi sambil lalu ngurus yang Tari Ronding, kami juga mulai mempersiapkan yang tahun depan,” ungkap Zaini, Minggu (7/7/2024).

Sementara itu, Budayawan Pamekasan Arief Wibisono mengatakan, dalam pengajuan WBTB, harus dilakukan dengan selektif. Sebab, menurutnya, budaya yang diajukan harus mengandung filosofi dan kesinambungan yang kuat dengan Pamekasan, baik dari sejarah ataupun lainnya.

Baca Juga:  Hapus Puluhan Calon PI di Pamekasan

Dia menyebut, pengajuan Sapeh Sonok untuk WBTB tahun depan memang tidak sepenuhnya salah. Namun, masih banyak kebudayaan lain yang lebih potensial untuk diajukan sebagai WBTB, salah satu di antaranya Topeng Dhalang Madura.

Penggagas Rumah Budaya itu menambahkan, Topeng Dhalang Madura memiliki kaitan yang lebih erat dengan masyarakat Pamekasan. Seperti, penggambaran watak masyarakat sekitar dan sejarah terciptanya Topeng Dhalang Madura, yang tidak pernah lepas dari tokoh asal Pamekasan.

“Pengajuan Sapeh Sonok tidak keliru, tapi kenapa enggak mencari potensi yang lain. Setidaknya, meskipun ada kesamaan budaya, harus benar-benar ikon Pamekasan, menggambarkan kondisi sosial Pamekasan, jadi harus selektif. Seperti Topeng Dhalang Madura atau paling enggak, batik khas Pamekasan,” ungkapnya.

Baca Juga:  Berbakti Siapkan Asuransi untuk Petani Garam di Pamekasan

Pewarta: Safira Nur Laily

Redaktur: Sule Sulaiman

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *