KABAR MADURA | Petani gurem di Pamekasan mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Berdasarkan hasil pendataan Badan Pusat Statistik (BPS), petani gurem tahun 2023 tembus 143.186 petani. Sementara pada 2013 berada di angka 108.186 petani dan 2003 berada di angka 105.046 petani. Hal tersebut tentu berpengaruh terhadap capaian produksi pertanian.
Fungsional Statistisi BPS Pamekasan Hari Supriono mengatakan, petani gurem memang mendominasi dari semua jenis usaha pertanian, seperti sektor perkebunan, dari 72.768 petani, 52.209 orang di antaranya merupakan petani gurem atau kepemilikan lahan pertaniannya di bawah 0,5 hektare. Begitu pun dengan jenis usaha pertanian tanaman pangan, 80,53 persen dari 146.727 orang merupakan petani gurem.
“Itu terjadi biasanya karena pembagian warisan. Misal orang tuanya hanya memiliki 1,5 hektare, itu harus dibagi ke lima anak. Jadi setiap orang hanya kebagian sekian hektare,” terangnya, Kamis (15/8/2024).
Sementara itu, Plt. Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Pamekasan Nolo Garjito mengatakan, hampir semua petani di Pamekasan memang termasuk petani gurem. Hal itu tentu berpengaruh terhadap capaian produksi pertanian.
Bahkan, para petani tersebut tidak dialokasikan bantuan apapun yang bersumber dari Pemkab Pamekasan. Bantuan hanya bersumber dari kementerian, seperti bibit benih padi. Tahun ini, kata Nolo, pihaknya kecipratan bantuan benih sekitar 750 kilogram.
Kendati hanya mengandalkan bantuan dari pusat, lanjut Nolo, pihaknya melakukan pembinaan kepada petani dalam realisasi penanaman. Salah satunya, dengan memastikan masyarakat menggunakan benih tanaman yang unggul. Sehingga, nantinya capaian produksi pertanian meningkat dari segi kualitas ataupun kuantitas.
“Ada beberapa jenis tanah yang subur air, kami arahkan untuk fokus pada penanaman padi dan semacamnya untuk capaian produksi pertanian saat ini tembus 174 ribu ton gabah kering,” tukasnya.
Pewarta: Safira Nur Laily
Redaktur: Sule Sulaiman