KABARMADURA.ID | Cerita menarik dialami oleh Supriyanto. Pria asal Kabupaten Ngawi ini tidak serta merta melangkah mulus berkarir di dunia pemerintahan. Awalnya, dia mendaftarkan diri sebagai seorang polisi, tetapi mengalami kegagalan.
SAFIRA NUR LAILY, PAMEKASAN
Kegagalan itu tidak menjadikannya putus asa. Justru bangkit lagi untuk melakukan yang terbaik. Pria asal Kabupaten Ngawi itu mendaftarkan diri di Akademi Pemerintahan Dalam Negeri (APDN) pada tahun 1992. Dia mendapatkan informasi pendaftaran dari siaran televisi.
“Selain karena tertarik, di akademi itu juga gratis. Terlebih orang tua sebagai petani, jadi saya sengaja cari sekolah yang gratis,” terangnya.
Kemudian, pada tahun 1995, dia memilih untuk merantau ke Madura, tepatnya ke Pamekasan. Di tempat barunya tersebut, perjalanan karirnya di dunia pemerintahan dimulai. Perlahan dia mulai belajar beradaptasi dengan warga Pamekasan. Mulai dari cara bicara hingga budaya lokal yang ada di dalamnya.
Hingga pada akhirnya, dia dipercaya untuk menjadi Kepala Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan Tenaga Kerja (DPMPTSP Naker) Pamekasan. Dia mengaku, jabatan yang diamanahkan kepada dirinya merupakan suatu hal yang harus dijaga dengan baik.
Menurutnya, masih banyak tugas-tugas yang harus diselesaikan oleh dinasnya itu terkait kesejahteraan masyarakat Pamekasan. Ia berharap, di akhir sisa jabatannya sebelum pensiun, bisa memberikan pelayanan yang baik terhadap warga setempat.
“Sekarang umur saya sudah 49 tahun lebih. Sebelum pensiun, saya berkomitmen untuk memberikan layanan terbaik untuk masyarakat Pamekasan. Semua saya awali dari bawah. Mulai dari staf biasa, sekretaris kelurahan, lurah, sekcam, camat, sekdis, hingga menjadi kadis seperti sekarang. Banyak pengalaman dan pelajaran yang saya ambil,” ungkap Supriyanto.
Redaktur: Muhammad Aufal Fresky