KABAR MADURA | Setelah beberapa hari tidak melaut akibat cuaca ekstrem, kini sejumlah nelayan mulai melakukan aktivitas tangkap ikan seperti biasa.
Nelayan asal Desa Branta Pesisir, Kecamatan Tlanakan, Nurrahman, mengatakan, sepanjang cuaca ekstrem dirinya tidak melaut selama tiga hari. Sehingga, hasil ikan tangkap menurun dari hari-hari biasa. Umumnya, Rahman bisa mendapatkan lima kilo ikan atau bahkan lebih sekali melaut. Kisaran perolehan uang yang dihasilkan paling sedikit Rp500 ribu.
“Rugi sudah pasti. Tapi bagaimana lagi ini menyangkut soal keselamatan. Tapi sekarang sudah aman. Makanya kami memberanikan diri untuk melaut sejak kemarin. Patokan kami di GPS, apakah angin kencang atau tidak. Di situ sudah terdeteksi, jadi kami bisa mengira-ngira, apakah ada badai atau tidak, ” jelasnya kepada Kabar Madura, Selasa (19/3/2024).
Sementara itu, Kepala Bidang (Kabid) Ikan Tangkap Dinas Perikanan Pamekasan Djufri Effendi mengatakan, cuaca ekstrem yang terjadi beberapa hari lalu memang cukup berdampak terhadap realisasi capaian ikan tangkap. Kendati demikian, pada triwulan berikutnya realisasi ikan tangkap sesuai dengan target. Pasalnya, cuaca sudah mulai stabil dan aktivitas melaut berjalan semestinya.
Dikatakan, tidak melautnya nelayan itu tidak hanya berdampak terhadap capaian ikan tangkap, melainkan juga berdampak terhadap pemasukan para nelayan. Sehingga, menurutnya, dibutuhkan mata pencaharian tambahan bagi nelayan untuk mendongkrak perekonomian masing-masing.
“Mata pencaharian tambahan itu penting, terlebih nelayan ini resikonya cukup besar. Kami upayakan realisasi tangkap ikan terealisasi sesuai target, seperti di tahun-tahun sebelumnya,” ungkap Djufri.
Pewarta: Safira Nur Laily
Redaktur: Sule Sulaiman