KABAR MADURA | Pagu anggaran biaya penunjang operasional penyelenggaraan pendidikan (BPOPP) siswa SMA/SMK sederajat di Sumenep tahun 2024 cukup fantastis. Nilainya mencaai Rp12.325.270.000. Dibandingkan tahun 2023 lalu, anggaran itu cukup besar. Karena pada tahun lalu hanya senilai Rp10.747.455.000, atau bertambah Rp1.577.815.000.
“Untuk pencairannya masih menunggu, saat ini sedang proses diajukan pada Pemerintah Provinsi Jawa Timur,” ucap Kepala Cabang Dinas Pendidikan (Kacabdindik) Jawa Timur Wilayah Sumenep Budi Sulistyo, Selasa (9/1/2024).
Tahun 2024, BPOPP dapat dicairkan dalam dua tahap. Namun, tahap pencairannya belum dirinci.
“Mungkin saja sama, karena sampai hari ini saya belum menerima petunjuk proses pencairan,” ungkap mantan dosen Universitas Madura (Unira) itu.
Menurutnya, nilai BPOPP yang diberikan sama dengan tahun lalu. Untuk SMK teknik Rp135 ribu per siswa, SMK nonteknik Rp110 ribu per siswa. SMA Rp70 ribu dan PKPLK Rp150 ribu per siswa.
“Teknis pencairannya, mengajukan proposal, MoU lalu proses pencairan di provinsi,” ucapnya.
Program ini ada sejak 2019. BPOPP digunakan untuk meringankan beban orang tua. Agar iuran pendidikan setiap bulan tidak terlalu tinggi dan bisa dikurangi. Dana BPOPP bisa digunakan seperti BOS. Untuk membeli alat-alat praktik dan lainnya.
Saat pengusulan, setiap sekolah sudah mengajukan rencana anggaran pendapatan belanja sekolah (RAPBS) sesuai dengan jumlah siswa di lembaganya. Jika cepat disetujui, akan disalurkan mulai perengahan Januari 2024 ke masing-masing rekening sekolah.
Tahun ini, kata Budi Sulistyo, perlu segera mengajukan rencana kerja sekolah (RKS). Dengan begitu, pencairan BPOPP diyakini pencaairan tidak telambat lagi.
“Jika lambat maka pencairan lambat juga,” pungkas Budi.
Pewarta: Imam Mahdi
Redaktur: Wawan A. Husna