KABAR MADURA | Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah, Perindustrian dan Perdagangan (Diskop UKM dan Perindag) Sumenep mengusulkan pembubaran ratusan koperasi di Kabupaten Sumenep yang tidak aktif. Hal itu diungkapkan Kadiskop UKM dan Perindag Moh. Ramli.
“Sampai saat ini, ada 1.500 lebih (koperasi). Yang aktif hanya 800 lebih, sementara sisanya sebanyak 700 lebih ini akan diusulkan pembubaran. Sehingga data kami pada 2025 ini jelas,” katanya, Senin (20/1/2025).
Ramli mengatakan, pihaknya terus melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap koperasi yang tidak aktif. Karenanya, jika secara teknis sulit untuk didorong untuk aktif, maka diusulkan untuk pembubaran. “Karena kita punya kebijakan pembubaran, maka diusulkan pembubaran. Bagi yang aktif, terus dilakukan pembinaan,” paparnya.
Dijelaskan, pihaknya mulai turun ke lapangan untuk melakukan kroscek. Apakah koperasi yang terdata masuk kategori aktif atau tidak. Jika setelah dilakukan krosecek ke lapangan tidak ada pengurusnya, asetnya juga tidak ada, maka akan diusulkan pembubaran.
“Itu opsi terakhir, yang aktif pun jika secara teknis diketahui tidak sehat, akan dibubarkan. Begitu pun sebaliknya. Bagi koperasi yang aktif, akan didorong untuk menjadi koperasi yang lebih sehat,” paparnya.
Mantan Kepala Dinas (Kadis) Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) Sumenep ini menegaskan, dalam setiap tahunnya, mesti ada penambahan koperasi. Ada juga koperasi yang harus diusulkan pembubaran. “Makanya, pendataan koperasi di Sumenep pada 2025 akan diseriusi. Karenanya fokus pada pembinaan dan pengawasan,” tegas dia.
Secara umum, koperasi yang sehat dan aktif itu mengadakan Rapat Anggota Tahunan (RAT) setiap tahun. Dalam RAT itu, terdapat laporan pertanggungjawaban pengurus dan pengawas. “Yang tidak aktif dan yang tidak sehat itu adalah pengurusnya sudah tidak ada, dan koperasinya sudah tidak terawat,” ucap dia.
Sementara itu, Ketua Komisi II DPRD Sumenep Faisal Muhlis menegaskan, pendataan koperasi pada 2025 wajib valid, sebab sejak tahun sebelumnya, data koperasi di Sumenep sering ada yang tidak aktif.
“Makanya data segera diperbaiki, sehingga OPD fokus pada pembinaan. Hal itu jangan hanya diucapkan, tetapi direalisasikan agar data benar-benar valid di tahun ini,” ujarnya. (imd/din)