KABAR MADURA | Realisasi perpustakaan keliling (perpusling) di Pamekasan pada triwulan keempat molor, yakni baru terlaksana di tujuh sekolah.
Pustakawan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Pamekasan Qusyairi mengatakan, molornya realisasi itu lantaran ada pergantian petugas. Sehingga, petugas yang baru butuh penyesuaian dengan rekapitulasi biaya operasional yang dibutuhkan.
“Jadi di triwulan keempat, ploting (anggarannya) itu dimaksimalkan pada request permintaan perpusling,” ujarnya kepada Kabar Madura, Minggu (1/12/2024).
Pada dasarnya, kata Qusyairi, sejak triwulan pertama hingga sekarang, sudah ada 80 sekolah yang sudah disambangi perpusling. Dia menyebut, pihaknya akan memaksimalkan kegiatan perpusling tersebut dengan menyasar ke semua sekolah secara merata.
Sementara untuk tahun depan, dia mengungkapkan, pihaknya memproyeksikan 50 sekolah yang akan menjadi sasaran perpusling, baik sekolah negeri maupun swasta. Namun, tambah Qusyairi, hal itu sifatnya masih fluktuatif, bergantung pada pagu anggaran yang tersedia.
Menurut Qusyairi, ploting anggarannya terbagi menjadi empat, yakni meliputi kesekretariatan, kegiatan pengarsipan, pengembangan perpustakaan, dan layanan perpustakaan. Apabila nanti ploting anggarannya lebih besar dari tahun ini, maka tentu realisasinya akan lebih luas.
“Selain ke sekolah, perencanaan di tahun depan juga akan menyasar di pusat keramaian, seperti di CFD (car free day),” tegasnya.
Selain perpusling, tahun depan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Pamekasan juga akan melakukan pengadaan buku baru. Hal itu dilakukan untuk menambah koleksi buku yang lebih variatif.
“25 persen untuk pengadaan buku digital. Kalau (pengadaan buku) di perpusdes, tidak. Karena mereka bisa secara mandiri. Tapi, kami lebih kepada pengoptimalan pengelola,” tukasnya. (nur/zul)
