KABARMADURA.ID | PAMEKASAN -Tahun ini, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Pamekasan tidak melakukan pendataan manuskrip. Pasalnya, akan fokus pada pemeliharaan manuskrip yang telah terdata secara keseluruhan. Sementara ini ada 230 manuskrip dari 7 kecamatan yang telah dilakukan pendataan, yakni di Kecamatan Pademawu., Tlanakan, Pamekasan, Kadur, Larangan, Proppo, dan Palengaan.
Kepala Bidang Kebudayaan Disdikbud Pamekasan Siti Fatimah mengatakan, pihaknya akan mengadakan pelatihan kepada pemilik manuskrip mengenai pemeliharaan benda kuno tersebut. Sebab, sebagian ditemukan dalam keadaan rusak.
“Pendataan manuskrip ini kami lakukan 2022 lalu. Jadi sekarang fokus di pemeliharaan manuskripnya. Dalam waktu dekat, akan kami lakukan pelatihan bagaimana cara merawat manuskripnya kepada pemilik,” terangnya kepada Kabar Madura, Senin (18/9/2023).
Fatim menjelaskan, kerusakan yang dialami berupa tulisan-tulisan yang sudah memudar, lembaran kertasnya lepas, dan lain sebagainya. Sehingga dia berharap, dengan adanya pelatihan pemeliharaan itu bisa menjadikan manuskrip tetap aman meski dimiliki secara perorangan atau tanpa dimuseumkan.
Dia juga menyebut, manuskrip yang telah didata itu rata-rata memang dimiliki secara pribadi. Namun, sebagian manuskrip lainnya dimiliki oleh lembaga pendidikan dan instansi daerah. Sementara manuskrip yang ada di museum Pamekasan sekitar 25 manuskrip, salah satunya berisi tentang norma kehidupan yang ditulis sejak 15 tahun Masehi. Sedangkan manuskrip lainnya berisi tentang ketauhidan, fikih, cerita rakyat, dan sebagainya.
“Warisan budaya berupa benda itu tidak boleh punah. Karena dengan itu, kita bisa mengedukasi anak muda untuk mengetahui perkembangan zaman,” ungkap Fatim.
Pewarta: Safira Nur Laily
Redaktur: Sule Sulaiman
