Tas Batik Milik Lin Febriani Jadi Incaran Emak-Emak, Tawarkan Harga Murah Tanpa Mengesampingkan Kualitas 

News220 views

KABARNMADURA.ID | Banyaknya kompetitor membuat para pelaku usaha di Pamekasan dituntut untuk kreatif dan memiliki strategi dalam menarik perhatian pembeli. Sebagaimana yang dilakukan oleh Lin Febriani, pengusaha tas batik yang berasal dari Dusun Nyalaran, Desa Blumbungan. Alhasil, berkat inovasinya itu tas yang diproduksinya itu digandrungi emak-emak.

SAFIRA NUR LAILY, PAMEKASAN 

Banner Iklan Stop Rokok Ilegal

Meski terbilang baru, tas batik yang diproduksi Lin Febriani memiliki banyak pelanggan. Utamannya, di kalangan emak-emak. Hal itu tidak terlepas dari motif batik dan model tasnya yang beragam. Ia mengungkapkan, dalam satu bulan bisa menghasilkan 50-70 tas dengan model yang berbeda. Bahkan, omzet sekali produksi kisaran Rp2 juta hingga Rp2,5 juta. 

“Sekali produksi bisa 50-70 tas. Dan perolehannya sekitar 2 sampai 2,5 juta. Kadang 3 juta. Tidak pernah kurang dan tidak lebih dari kisaran itu,” terangnya kepada Kabar Madura. 

Usaha yang dirintis sejak awal 2022 lalu itu, kata Febri, bermula dari hobinya yang suka menjahit. Ia menyadari, menjadi menjahit terlebih menjahit pakaian sudah banyak di bumi Ratu Pamelingan ini. Akhirnya ia berinisiatif untuk menjahit tas yang dikombinasikan dengan batik khas Pamekasan. 

Baca Juga:  Cerita Pengusaha Baliho Raup Ratusan Juta per Bulan di Pamekasan

Tak sia-sia, pada percobaan pertama, tas yang diproduksi langsung diminati oleh emak-emak, khususnya di lingkungannya. Berawal dari situlah, produksi tasnya mulai menyeruak di kalangan masyarakat. Dia pun mulai banyak orderan. 

Untuk harga produknya itu, Febri tidak mematok harga tinggi. Hanya kisaran Rp100 ribuan. Itu juga merupakan salah satu strategi marketing yang dilakukannya dalam meningkatkan produktivitas penjualan produknya. “Yang penting ada branding dan punya langganan aja dulu. Karena mereka mudah tertarik jika barang yang kita jual murah tapi kualitas bagus,” tambahnya, Senin (29/5/2023).

Dalam menjalankan usaha, kata Febri, setiap orang pasti mengalami pasang surut, bahkan kadang mengalami kerugian. Dia pun sempat mengalami hal tersebut. Namun, kerugiannya bukan karena barangnya tidak laku, namun karena kena tipu calon pelanggan.

Baca Juga:  Berdalih Urusan Pusat, Pemkab Sumenep Menyerah Perjuangkan Harga Garam

Pihak Pihak yang tidak bertanggung jawab itu, lanjut Febri memesan tas dengan jumlah yang cukup banyak. Namun ketika sudah selesai, orang itu tidak ada kabar. Akhirnya, dia terpaksa menjual ke orang lain dengan harga miring. “kalau tidak keliru, akibat kejadian itu saya merugi Rp500 ribuan,” ujarnya.

Kendati pernah ditipu, ia tetap teguh dengan usahanya tersebut. Sebab, selain mencari untung secara finansial dirinya mengenalkan batik Pamekasan dengan caranya yakni menghadirkan karya yang berbeda.

“Modal awal Rp1 juta. Itu mampu menghasilkan 15 tas. Tapi sebenarnya yang diproduksi bukan hanya tas, juga ada dompet batik yang cocok untuk laki-laki ataupun perempuan,”  ungkap Febri.  

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *