KABARMADURA.ID | Tidak hanya ingin berprestasi, salah satu alasan musik Tong-tong Angin Ribut adalah ingin membangun relasi, sekaligus menghibur masyarakat, baik Sumenep bahkan level nasional.
MOH RAZIN, SUMENEP
Aktivitas itu bukanlah hanya sekadar wacana, musik Tongtong asal Kecamatan Pasongsongan, Sumenep itu telah mengukir prestasi gemilang setelah melanglang buana ke berbagai daerah.
Pada 30 Oktober 2005 juara I lomba musik Tong-tong di Kabupaten Sumenep, 5 November 2005 juara umum di Sampang, 2007 tampil di Bali sebagai perwakilan Dinas Pariwisata Jawa Timur dalam pekan kebudayaan Bali.
Sambil meminta waktu untuk menceritakan secara pelan-pelan, Sekretaris Grup Tong-tong Angin Ribut Imam Rafiki menyebutkan secara singkat beberapa prestasi yang sudah berhasil dipetik dari berbagai even-even, baik di dalam dan luar Madura.
Salah satunya, pada 28 Oktober 2007 mendapat anugerah sebagai peserta arak-arakan terbaik nasional dalam Festival Tari Keprajuritan Nusantara di Taman Mini Indonesia (TMI). Kemudian11 November 2007 juara umum lomba Tong-tong se-Madura di Sampang.
Sedang pada 5 Juli 2008, juara umum di Sumenep festival musik daul se-Madura, 4 April 2004 tampil di hadapan presiden dalam peresmian 100 ribu perumahan, 3 November 2009 kembali juara umum di Sampang, 30 Oktober 2010 juara umum di Sumenep.
Tidak hanya itu, di tanggal 22 Juni 2011, juara umum di Probolinggo mewakili Sumenep dalam acara pekan seni pelajar, 30 November 2013 kembali juara umum di Sumenep yang dihadiri artis tanah air, Ruben Onsu.
Dia juga menyebutkan, pada 3 November 2013 mendapat kepercayaan menyambut Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Surabaya. Lagi-lagi juara umum di ajang Jatim Spectra pada 16 Juni 2016 dan 14 Oktober 2023 kembali juara umum pada festival Tong-tong se Madura di Kabupaten Sumenep.
“Itu sebagian prestasi kami, terbaru kami juara umum di festival Tong-tong se-Madura, tepatnya Sabtu 14 Oktober 2023 malam di Kabupaten Sumenep,” kata dia.
Juga diceritakan, Angin Ribut merupakan salah satu Tong-tong yang disebut-sebut legendaris di Madura. Dilihat dari tahun berdirinya, sudah ada sejak 11 Agustus 1986. Usianya sekarang sudah 37 tahun.
Dia juga mengungkapkan, Angin Ribut memang sengaja berbeda konsep dari yang lain. Mulai dari dekorasi. Dekorasi yang diadopsinya itu diambil dari sejarah tokoh pewayangan Bali, yakni Garuda Wisnu, yang merupakan representasi dari Dewa Wisnu yang sedang mengendarai burung garuda.
“Sedang Dewa Wisnu merupakan dewa pelindung alam semesta, dan Burung Garuda melambangkan kesetiaan dan pengabdian tanpa pamrih, itu makna filosofinya,” pungkasnya.
Redaktur: Wawan A. Husna