KABAR MADURA | Badan Pusat Statistik (BPS) Pamekasan, mencatat adanya kenaikan harga atau inflasi atas komoditas makanan pokok masyarakat selama tahun 2024. Namun, angka inflasi 2,06 Persen masih dianggap normal
Kepala BPS Pamekasan, Anwar melalui Statistisi Muda BPS Pamekasan Handoyo Wijoyo, mengatakan, ada dua katagori yang harus difahami masyarakat dalam naik turunnya harga suatu barang, yaitu inflasi dan deflasi.
Secara umum, Inflasi dapat difahami sebagai kenaikan harga barang atau jasa, sedangkan deflasi adalah penurunan harga barang atau jasa dibandingkan periode sebelumnya.
Menurutnya, menghitung inflasi untuk daerah non indeks harga konsumen (IHK) seperti Pamekasan, dilakukan melalui pendekatan Indeks Perkembangan Harga (IPH), namun hal itu hanya fokus pada komoditas makanan sebanyak 20 macam.
Data dasar yang digunakan untuk menghitung IPH, adalah data dari sistem pemantauan pasar dan kebutuhan pokok (SP2KP) yang dilakukan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Pamekasan.
Berdasarkan laporan minggu ke-4 bulan Maret kemarin, kenaikan harga barang di Pamekasan mencapai 2,06 persen dibandingkan bulan Februari 2024 lalu.
Berdasrkan target maksimal inflasi pemerintah pusat sekitar 2,5 plus minus 1 persen, artinya jika kenaikan harga tidak melebihi dari 3,5 persen, maka masih masuk pada kategori harga terkendali dan bisa dianggap normal.
“Target pemerintah pusat inflasi berada pada sekitar 2,5 plus minus 1 persen,” ungkapnya, Rabu (3/4/2024).
Menurutnya, ada tiga jenis komoditas makanan penyumbang utama inflasi di Pamekasan. Hal itu berdasarkan laporan minggu ke-3 Maret 2024, yaitu berupa beras, daging ayam ras dan telur ayam ras.
Terjadinya inflasi terhadap tiga komoditas tersebut dipicu oleh beberapa faktor, diantaranya, faktor pergeseran musim panen padi tahun ini yang melambat tidak seperti tahun 2023.
Sedangkan, untuk kenaikan daging ayam ras dan telur ayam ras, diakui memang sudah lumrah terjadi di setiap momen, terutama bulan puasa Ramadan dan menjelang perayaan hari raya Idul Fitri.
Untuk mengatasi kenaikan tersebut, pihaknya sudah melakukan kajian yang diserahkan ke pihak terkait atau Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID).
Kajian tersebut untuk mencegah terjadinya inflasi yang tak terkendali. Skema yang bisa digunakan pemerintah dalam melaksanakan beberapa program, seperti operasi pasar, pasar murah dan pasar galak tani.
“Kami juga ikut membantu TPID membuat kajian bagaimana menyusun strategi dalam rangka mengendalikan inflasi,” ungkap Handoyo.
Kendati demikian, pihaknya meyakini kenaikan tersebut tidak akan berlangsung lama, setidaknya bulan April harga akan normal kembali seperti semula.
“Saya yakin kenaikan ini tidak akan berlangsung lama, paling tidak April ini harga akan normal kembali,” tegasnya.
Pewarta: Moh. Farid
Redaktur: Miftahul Arifin