KABAR MADURA | Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Pamekasan mengeklaim bahwa sekolah ramah anak sudah menyeluruh hingga pelosok desa. Pihaknya telah memutuskan setiap sekolah dasar (SD), baik negeri maupun swasta, menjadi sekolah ramah anak.
Kepala Bidang (Kabid) Pembinaan SD Disdikbud Pamekasan Taufik Hidayat mengatakan, pihaknya sudah meminta setiap satuan pendidikan bisa melakukan evaluasi dan refleksi terhadap program sekolah ramah anak tersebut. Termasuk di antaranya, bisa menindaklanjuti pembentukan tim pencegahan dan penanggulangan satuan pendidikan, utamanya dalam perencanaan yang berkaitan dengan anak harus bisa berbasis data, supaya rekomendasi untuk iklim keamanan, iklim inklusifitas, dan kebhinekaan bisa berjalan.
“Jadi perlu intensitas paradigma baru tentang pembelajaran, karena dulu berdasarkan reward and punishment. Saat ini lebih mengacu pada disiplin positif, dulu guru bisa memberikan hukuman kepada siswa, sekarang lebih kepada keyakinan,” jelasnya, Senin (18/3/2024).
Taufik menjelaskan, jumlah SD di Pamekasan 476 sekolah, terdiri dari 412 SD negeri dan 64 SD swasta. Sementara keputusan penerapan sekolah ramah anak ini sudah dijalankan sejak 2021 lalu. Untuk tahun ini, pihaknya lebih berupaya pada penguatan sekolah, agar bisa lebih aware dalam penerapan sekolah ramah anak tersebut.
Dia juga mengungkapkan, koordinasi lintas organisasi perangkat daerah (OPD) dalam menyukseskan program sekolah ramah anak ini sudah dilakukan secara berkala. Seperti melakukan berbagai sosialisasi dengan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Serta Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana (DP3AP2KB), Dinas Kesehatan (Dinkes), Dinas Sosial (Dinsos), dan beberapa organisasi perangkat daerah (OPD) lainnya.
“Secara eksternal kami sudah melakukan kerjasama,” tugasnya.
Pewarta: Khoyrul Umam Syarif
Redaktur: Sule Sulaiman