KABAR MADURA | Pemberian vaksin lumpy skin disease (LSD) masih terus berlanjut. Namun, kini hanya diprioritaskan untuk sapi yang akan dilintaskan ke wilayah lain atau jika ada permintaan khusus dari para peternak. Hal itu dikarenakan dosis vaksin LSD lebih terbatas dibandingkan vaksin penyakit mulut dan kuku (PMK).
Kepala Bidang (Kabid) Kesehatan Hewan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Pamekasan Slamet Budiharsono mengatakan, sepanjang 2024 tidak ditemukan laporan adanya penyakit LSD pada sapi. Kendati demikian, proses vaksinasi tetap berjalan.
“Kalau ada rekom masuk, kami lakukan vaksinasi. Karena LSD sekarang dapat dikatakan sudah tidak ada gejala baru,” ujarnya, Rabu (6/11/2024).
Sementara untuk vaksin PMK, kata Budi, realisasinya tergantung pada ketersediaan dosis vaksin dari pusat. Namun, hingga saat ini proses vaksinasi PMK terus berlanjut. Terhitung sejak 2023, kurang lebih terdapat 100 ribu sapi yang sudah tervaksin PMK.
Budi menuturkan, pihaknya memang tidak melakukan pengadaan khusus untuk vaksin PMK. Sebab, terkaver dari pemerintah pusat melalui pemerintah Provinsi Jawa Timur. Saat ini, sisa dosis vaksin PMK yang masih tersedia sekitar 15 ribu dosis.
“Khusus vaksin ini memang tidak ada pengadaan, bantuan dari pusat melalui provinsi. Karena pengendalian penyakit harus serentak. Jadi kalau di kami sudah habis, kami lakukan pengajuan ke provinsi,” terangnya.
Budi berharap, masyarakat bisa lebih waspada dalam menjaga kesehatan ternaknya. Hal itu untuk tetap menjaga hewan ternak tidak mudah terjangkit virus. Sebab, menurutnya, apabila sudah terkena virus, cukup berdampak terhadap ekonomi peternak.
“Penyakit tidak mengenal wilayah batas. Jadi jika mendatangkan sapi baru, harus dipisah dulu dan dicek lain-lainnya,” tukasnya. (nur/zul)