KABAR MADURA | Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Disperta KP) Sampang memastikan bahwa kuota pupuk bersubsidi berkurang banyak dibandingkan dari tahun sebelumnya. Maka dari itu, petani diminta untuk beralih menggunakan pupuk organik.
Berdasarkan data yang dihimpun Kabar Madura, kuota pupuk bersubsidi untuk Sampang 2024; pupuk Urea 20.356 ton dan NPK 15.291 ton. Sedangkan pada 2023 lalu, untuk pupuk jenis Urea 31.239 ton dan NPK 23.989 ton.
Kepala Disperta KP Sampang Suyono mengatakan, berkurangnya jatah pupuk bersubsidi ini terjadi di berbagai daerah se-Indonesia, bukan hanya di Sampang. Menurutnya, jatah pupuk bersubsidi yang tersedia itu sangat jauh dari kebutuhan.
Meskipun demikian, Suyono mengaku, pihaknya tidak bisa berbuat banyak. Akan tetapi, pihaknya berjanji, apabila dalam perjalanan tidak mencukupi, maka akan mengajukan tambahan kepada kementerian terkait.
“Kebutuhan kita sekitar 30 ribu ton lebih. Sedangkan kuota yang ada hanya 15 ribu ton sampai 20 ribu ton saja. Kita tetap realisasi yang ada dulu, nanti kita ajukan tambahan lagi,” tegas Suyono, Minggu (14/1/2024).
Kepala Bidang (Kabid) Tanaman Pangan dan Hortikultura Disperta KP Sampang Nuruddin meminta para petani agar bisa lebih bijak dalam menggunakan pupuk kimia dan mulai membiasakan menggunakan pupuk organik.
Kata Nuruddin, penggunaan pupuk organik itu sangat bagus, hanya saja mayoritas petani kita belum terbiasa. Oleh sebab itu, ke depan pihaknya akan terus mendorong agar petani mulai beralih ke pupuk organik. Mulai mengurangi ketergantungan terhadap pupuk kimia bersubsidi yang jatahnya terus berkurang.
“Berkurangnya kuota ini perlu pengertian dari petani agar penggunaan pupuk secara berimbang,” jelasnya, Minggu (14/1/2024).
Menanggapi hal tersebut, petani milenial asal Sampang Bukhori (32) meminta Disperta KP Sampang tidak hanya menyuruh petani untuk beralih ke pupuk organik. Melainkan harus bisa memberikan percontohan atau pelatihan untuk pembuatan pupuk organik.
“Pemerintah harus proaktif memberikan pelatihan dan pendampingan terhadap para petani untuk penggunaan pupuk organik ini, jangan hanya bisa menyuruh saja,” pintanya.
Pewarta: Subhan
Redaktur: Sule Sulaiman