KABAR MADURA | Ketua Aliansi Jurnalis Pamekasan (AJP) M. Khairul Umam dan Ketua P4TM H. Khairul Umam (Haji Her) ternyata sama-sama jebolan Pondok Pesantren Al Falah Sumber Gayam, Kadur, Pamekasan.
Meski begitu, Irul—panggilan akrab M. Khairul Umam, tidak pernah menyampaikan hal itu kepada Haji Her. Hingga suatu waktu, Haji Her tahu sendiri.
“Beliau agak terkejut ketika tahu bahwa saya juga alumnus Sumber Gayam,” ujar Irul saat memberikan motivasi ke mahasiswa STAIFA di acara bedah buku “Catatan Si Mujur Memoar Haji Her”, Ahad (11/8/2028) di Aula STAIFA.
Bukan tidak bangga sebagai alumnus Sumber Gayam, kata Irul, tetapi supaya Haji Her bisa berpikir bahwa dirinya layak dihargai bukan karena dikasihani, tapi karena memang layak diapresiasi.
“Ketika jumpa Haji Her, saya sering baca syahadat. Karena khawatir pikiran saya mentuhankan orang. Ini penting, karena nyaris semua orang tiap ketemu Haji Her arahnya urusan duit,” terang Redaktur Kabar Madura itu.
Dosen IAIN Madura itu menekankan kepada mahasiswa yang jadi peserta bedah buku agar hati dan pikiran tidak mengarah pada manusia, tetapi selalu menjurus ke Tuhan.
Atas hal itu, tiap kali pihaknya mengadakan kegiatan, ada atau tidak ada Haji Her sama saja. Seperti halnya acara bedah buku di STAIFA yang Haji Her berhalangan hadir.
“Terpenting kalian berjuang bukan karena orang lain, tetapi karena diri anda sendiri. Kalian tidak perlu kecewa ketika mengundang Haji Her hadir, beliau berhalangan hadir. Karena harus berpikir berjuang di atas kaki sendiri,” tegasnya.
Kehadiran Irul di acara itu, tiada lain guna ingin membuktikan bahwa kalau urusan Sumber Gayam, seruwet seperti apa pun urusannya, dirinya selalu abdikan untuk Sumber Gayam.
“Tiap hari Rabu, libur atau tidak libur, saya pasti ke sini. Mengapa kegiatan ini ditaruh di STAIFA atau Sumber Gayam? Supaya ada kontribusi yang jelas bahwa Sumber Gayam ini sudah saatnya bukan hanya kabupaten, tapi juga berkontribusi dalam skala nasional,” urainya.
Irul sering menyampaikan ke mahasiswa, kampus STAIFA memang di desa atau kecamatan, tetapi level pemikirannya harus nasional.
“Bagi saya, mengajar di STAIFA bukan hanya gengsi, tapi bagian dari komitmen pengabdian. Kalau sudah panggilan Sumber Gayam, sesibuk seperti apa pun, harus selalu siap datang,” terangnya.
Kepada mahasiswa, Irul juga menekankan agar tidak boleh berpikir kecil. Kalau ingin jadi orang besar, berpikirlah besar.
“Termasuk kalau mau hancur, jangan hancur seperti beling. Tapi hancurlah seperti berlian!” tukasnya yang diiringi gemuruh tepuk tangan hadirin.
Penguatan Almamater Haji Her
Kegiatan tersebut dihadiri langsung oleh Esa Arif, penulis buku “Catatan Si Mujur Memoar Haji Her”. Pihaknya bersemangat menggelar kegiatan di STAIFA Sumber Gayam karena lembaga pendidikan tersebut merupakan almamater Haji Her sebagai objek tulisan dan figur serta tokoh, yang biografinya ditulis dan penulis juga alumnus dari lembaga tersebut.
“Sehingga saya sengaja melakukan launching dan bedah buku di lembaga pendidikan yang telah membesarkannya,” terang Esa.
Dijelaskan, buku biografi Haji Her ini berisikan cerita tentang perjalanan hidup Haji Her mulai sejak kecil lalu menempuh pendidikan, menikah hingga pasang surut kehidupan keluarga dalam membangun bisnisnya.
Kemudian juga berdirinya P4TM hingga perjuangan P4TM dalam melakukan pembelian tembakau yang membuat petani tidak merugi dengan membeli tembakau petani dengan harga mahal, juga diulas dalam buku terbitan 2024.
Termasuk pandangan tokoh-tokoh di ulas dalam buku tersebut, Kiai Afifuddin Toha, PP Al Falah Sumber Gayam, Kiai Mohammad Rofi’i Baidawi PP Al-Hamidi Banyuanyar juga diurai di dalamnya.
Selain tokoh, guru di satuan pendidikan tempat Haji Her menimba ilmu, teman kecil waktu bermain Haji Her juga menjadi bagian dari ulasan isi buku tersebut.
Menurut Esa, Haji Her sangat menarik untuk ditulis karena Haji Her selain tokoh muda juga pebisnis yang paling penting adalah sifat kedermawanannya ini luar biasa dan sudah menjadi rahasia publik umum.
“Buku ini hadir untuk membenarkan jalan cerita hidup Haji Her dan keluarganya dan menjadi khazanah intelektual serta dapat menjadi bahan kajian untuk akademisi dan generasi muda, khususnya agar sosok Haji Her itu menjadi inspirasi tentang kegigihan hidup dan perjuangan hidup,” tukasnya.
Sementara itu, Ketua STAIFA Pamekasan Jailani mengucapkan terima kasih atas kepercayaannya menaruh launching dan bedah buku di kampus tersebut.
Apalagi karya biografi tersebut selain mengulas tentang kisah inspiratif seorang tokoh, tetapi juga mengajari dan berbagi kepada mahasiswa itu bagaimana produktif menulis.
“Selain itu memberikan rangsangan inspirasi mahasiswa STAIFA selain meneladani dan belajar tentang kisah hidup seorang tokoh tetapi juga cara menulis,” tegasnya.
Mohammad Zaki selaku pembedah buku memberikan apresiasi terhadap buku yang ditulis oleh Esa, yang diterbitkan oleh Duta Media tersebut.
Bahkan, kata Dosen STAIFA yang juga penulis sejumlah buku tersebut, dalam buku biografi Haji Her itu banyak kisah inspiratif dan mengandung nilai-nilai filosofis yang bisa menjadi pelajaran hidup.
Tetapi, kata dia, sejumlah catatan juga diberikan terhadap buku yang dibedah itu, salah satunya tentang adanya kalimat-kalimat yang mestinya diberikan penjelasan agar pembaca langsung paham terhadap maknanya.
“Saya yakin bahwa buku ini masih bisa dikembangkan dan melahirkan buku-buku baru. Buku ini sangat menarik untuk dibaca. Kombinasi antara fiksi dan non-fiksi. Dan buku ini bisa dijadikan renungan tentang kisah perjalanan hidup tokoh penting seperti Haji Her,” urainya.
Hadir dalam kegiatan tersebut rektor, jajaran rektorat, jajaran dosen, guru MA, SMA , MTS dan pengurus OSIS, mahasiswa dan mahasiswi dan alumni Pondok Pesantren Al-Falah Sumber Gayam.
Pewarta: Khoyrul Umam Syarif
Redaktur: Wawan Awalluddin Husna