KABARMADURA.ID | PAMEKASAN-Sedikitnya, dari 90 ekor sapi pemacek hanya ada 60 ekor sapi pemacek yang memenuhi standar masuk cakupan pembibitan sapi kawin alam. Bahkan, usia sapi pemacek hanya bisa produksi di atas 2 tahun maupun di bawah 8 tahun. Apabila dipaksakan, tidak akan menghasilkan ternak sapi berkualitas. Hal tersebut diungkapkan Kepala Bidang (Kabid) Produksi Peternakan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Pamekasan Indah Kurnia Sulistironi, Selasa (17/10/2023).
Menurutnya, terdapat beberapa indikator untuk menentukan standar sapi pemacek. Masing-masing, tinggi sapi, lingkar badan dan panjang sapi. Apabila tidak memenuhi berbagai ketentuan standar itu, baik dari nasional maupun lokal secara otomatis tidak bisa direkomendasikan merealisasikan pembuntingan.
“Untuk penjaringannya kami yang bekerja di lapangan dengan sistem penentuan standar melalui Standar Nasional Indonesia (SNI) dan lokal,” ujarnya kepada Kabar Madura.
Pihaknya menuturkan, untuk inventarisasi sapi pemacek hanya difokuskan di wilayah yang ditetapkan sebagai sumber bibit Madura. Masing-masing, Kecamatan Pakong, Pasean, Batumarmar dan Kecamatan Waru. Mayoritas sapi pemacek di beberapa daerah tersebut merealisasikan kawin alam. Apabila menginginkan pembuntingan dengan hewan sapi lainnya, juga dilayani melalui program Inseminasi Buatan (IB).
“Nanti ada petugas yang bekerja di lapangan. Untuk IB tahun ini kami targetkan 35 ribu sapi, hal ini sama halnya dengan tahun 2022 lalu, tujuannya untuk menyediakan swasembada daging di Pamekasan, Jawa Timur (Jatim) dan secara nasional. Kalau sapi betina produktif kurang lebih 3.500 ekor dari 1.995 sapi jantan,” tuturnya.
Pewarta: Khoyrul Umam Syarif
Redaktur: Totok Iswanto
