KABAR MADURA | Maraknya kasus asusila di lingkungan pendidikan di Sumenep, dinilai butuh langkah serius demi menjaga marwah pendidikan di Kota Keris.
“Pendidikan merupakan salah satu pilar utama dalam pembangunan bangsa, namun di Sumenep menjadi tantangan tersendiri yang perlu diatasi,” kata Presiden Mahasiswa BEM STKIP PGRI Sumenep Noris Sabit.
Beberapa permasalahan krusial yang mempengaruhi kualitas pendidikan, salah satunya kasus pelecehan seksual dilingkungan sekolah. Misalnya, oknum guru melecehkan siswanya atau melibatkan sesama tenaga pendidik.
“Peran Dinas Pendidikan Sumenep perlu adanya evaluasi dan memperbaiki,” ucapnya.
Dijelaskan, ada beberapa masalah pokok yang menghambat peningkatan sistem pendidikan yakni, kualitas moral tenaga pendidik.
Dalam beberapa bulan terakhir banyak laporan tentang kekerasan seksual yang melibatkan siswa dan guru.
Misalnya, kasus pelecehan seksual yang terjadi di salah satu sekolah yakni guru mencabuli 3-4 siswanya, serta guru ASN dan kepala sekolah yang diduga tersangkut asmara dan lainnya.
“Ini tentu masalah yang serius yang harus diselesaikan,” ucapnya.
Atas hal itu, BEM STKIP PGRI Sumenep agar segera mencopot yang terindikasi melakukan tindakan asusila ataupun pelecehan seksual. Mahasiswa juga mendesak membentuk tim Tim Pencegahan dan Penanganan Kekerasan (TPPK) di setiap sekolah, serta memberikan pelatihan khusus tentang pentingnya sekolah bebas kekerasan seksual maksimal satu bulan.
Menanggapi hal itu, Kepala Disdik Sumenep Agus Dwi Saputra mengutarakan, kasus kekerasan seksual telah ditindaklanjuti, saat ini sebagian kasus sudah proses akan dinonaktifkan, dirinya sudah bekerjasama dengan BKPSDM Sumenep mengenai pencopotan dan nantinya bupati yang menetapkan.
Mengenai tim TPPK, saat ini sudah membentuk dan sudah memaksimalkan, meskipun saat ini masih sekitar 13 persen dari jumlah sekolah di Sumenep yang belum bentuk tim itu.
“Kritikan mahasiswa ini bagus, kami akan terus bersemangat dalam mengatasi kekerasan seksual di sejumlah sekolah di Kota Keris ini.
Pewarta: Imam Mahdi
Redaktur: Fathor Rahman