NU-Muhammadiyah Sumenep: Konser DJ Almira adalah Kemudharatan

News, Headline528 views

KABAR MADURA | Konser terbuka Disc Jockey (DJ) Almira Berto di Lapangan Saronggi, Kecamatan Saronggi, menuai penolakan dari sejumlah pihak, di antaranya dua organisasi masyarakat (ormas) Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah.

Konser tersebut dijadwalkan akan digelar pada 19 Januari 2025 mendatang. Dua ormas besar itu menilai Konser DJ Almira Berto ini lebih banyak menimbulkan mudharat ketimbang berdampak positif.

Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Sumenep KH. Pandji Taufik mengatakan, sejak awal pihaknya sudah menolak berbagai hiburan yang berpotensi lebih banyak menimbulkan dampak negatif ketimbang positifnya.

PCNU Sumenep sudah mengeluarkan Surat Edaran (SE) Nomor: 894/PC/A.II/L-37/XII/2024, tertanggal 29 Desember 2024. Dalam SE itu disebutkan bahwa konser yang akan berlangsung pada 19 Januari 2025 itu dinilai kurang kreatif dan tidak kontributif bagi Kabupaten Sumenep yang dikenal sebagai “Solonya Madura”.

Baca Juga:  Sudah Setor Syarat Laporan Kegiatan, Honor Kader KB Sumenep Tidak Cair

“Sangat disayangkan ketika itu tetap digelar secara bebas dan terbuka, bagaimana nasib generasi muda di masa mendatang,” ujar Kiai Pandji kepada Kabar Madura, Kamis (16/1/2025).

Bahkan, menurutnya, kegiatan semacam itu hanya menjadi beban, tidak hanya bagi keluarga dan masyarakat, akan tetapi juga ke pemerintah dan aparat penegak hukum yang dianggap kurang sensitif dalam mengantisipasi persoalan-persoalan hiburan.

Banner Iklan

“Mestinya tidak diberi izin oleh pihak kepolisian, karena untuk menjaga kultur budaya Sumenep yang religius,” tegasnya.

Penolakan serupa juga datang dari Ketua Pemuda Muhammadiyah Sumenep Dr. Moh. Zainudin. Dia juga sepakat menolak pagelaran DJ Almira Berto tersebut. Hal itu sebagai wujud refleksi dari kekhawatiran orang tua untuk menjaga anaknya di masa-masa saat ini.

Baca Juga:  Bawaslu Pamekasan Terima 7 Laporan Dugaan Pelanggaran Pilkada, Mulai Netralitas Kades hingga Politik Uang

“Semestinya itu dikaji dan disesuaikan dengan kondisi Sumenep yang tetap menjunjung nilai-nilai religius. Pihak berwajib harus paham itu dan membantu memfilter aktivitas yang kurang pantas diletakkan di Sumenep,” paparnya.

Dosen UNIBA Madura itu juga menilai bahwa konser terbuka itu akan didominasi kegiatan-kegiatan negatif. Maka dari itu, jangan sampai dipaksakan untuk digelar.

“Sebelumnya di Saronggi kabarnya, karena masyarakat menolak dipindah ke area Kota. Kami sebagai tokoh juga menolak, jangan kasih izin itu,” tambah Zainudin

Sementara itu, Plt. Kasi Humas Polres Sumenep AKP Widiarti Setyoningtyas saat dikonfirmasi mengenai konser itu tidak merespon hingga berita ini dinaikkan.

Sekadar diketahui, sejumlah organisasi aktivis kemahasiswaan juga menolak gelaran konser DJ Almira Berto tersebut, satu di antaranya Gerakan Aksi Mahasiswa Sumenep (Gamas). (ara/zul)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *