KABAR MADURA | Tahun ini Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Pamekasan mendapatkan jatah revitalisasi pasar dari kementerian senilai Rp2,8 miliar. Sementara dari daerah, sejumlah pasar yang diajukan mendapat revitalisasi tahun ini tidak ada yang terpenuhi semua.
Kepala Disperindag Pamekasan Basri Yulianto mengatakan, revitalisasi pasar yang bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) melalui dana tugas pembantuan (DTP) itu adalah Pasar Keppo. Pihaknya sengaja mengajukan kegiatan revitalisasi itu ke pusat. Sebab, jika hanya mengandalkan anggaran dari daerah, tidak memungkin untuk terpenuhi semua.
“Ada 25 kios yang dilakukan perbaikan. Kalau untuk los sekitar 400-an. Di (Pasar) Keppo fisik bangunannya sudah 40 tahun, jadi memang butuh direvitalisasi,” ungkapnya, Selasa (22/10/20240).
Saat ini, lanjut Basri, aktivitas jual beli di pasar Keppo tetap berjalan sebagaimana mestinya, meski sedang dilakukan pengerjaan. Sebab, pihaknya menyediakan tempat penampungan sementara (TPS) untuk pedagang.
“Untuk retribusi tetap ditarif seperti biasa, karena mereka disediakan TPS, jadi tidak mengganggu aktivitas jual beli,” tambahnya.
Mantan Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Pamekasan itu berharap, tahun depan terdapat beberapa pasar lainnya yang juga direvitalisasi. Sejatinya, kata Basri, untuk revitalisasi pasar tahun ini, instansinya telah melakukan pengajuan di anggaran pendapatan belanja daerah (APBD). Namun, tidak ada yang terpenuhi.
“Baik itu di APBD ataupun di PAK, kami tidak dapat revitalisasi pasar tahun ini. Pengajuan sudah dilakukan. Semoga tahun depan bisa dapat,” tutup Basri. (nur/zul)